Tak ada gading yang tak retak, mungkin peribahasa itu cocok untuk menggambarkan karakter burung kicauan, ada saja sisi negatif dibalik semua kelebihannya, begitu juga dengan Murai Batu (MB).
Dibalik semua kelebihan seekor Murai Batu (MB), baik dari segi suaranya yang merdu, penampilan fisiknya yang menawan, sampai pada gaya tarungnya yang atraktif, ternyata ada sisi negatif dari burung petarung berekor panjang ini.
Salah satunya adalah perilaku ngelowo/ngebatman, yaitu perilaku membuka sayap ketika bertemu lawan. Tidak jarang, perilaku ngelowo ini dibarengi dengan ngejeruji atau turun ke dasar sangkar sambil ngeriwik. Hal ini tentu akan mengurangi penampilannya saat dilombakan. Karena itulah kita harus mengantisipasinya agar Murai Batu (MB) tidak ngelowo/mbetmen saat dilapangan.
Pada dasarnya, ngelowo/ngebetmen adalah perilaku alami dari seekor Murai Batu (MB) ketika ada perasaan kurang nyaman yang dirasakan oleh burung tersebut, sama halnya seperti perilaku mbagong pada Kacer.
Perilaku ngelowo/mbetmen ini tidak diketahui secara pasti apa penyebabnya. Kita hanya bisa menebak-nebak saja dengan cara memahami karakter Murai Batu (MB) yang kita rawat. Dengan begitu kita bisa tahu, pada saat apa dan pada saat kenapa Murai Batu berperilaku ngelowo sehingga kita bisa mengantisipasinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan Murai Batu (MB) ngelowo:
• Murai Batu (MB) mengalami over birahi (OB).
• Murai Batu (MB) kalah mental atau down ketika bertemu lawan yang lebih dominan.
• Murai Batu (MB) masih dalam masa mabung tapi sudah dipaksakan diadu/ditrek dengan Murai Batu (MB) lain.
• Murai Batu (MB) dijemur terlalu lama, atau melebihi batas kemampuannya dalam menahan panas Matahari.
• Murai Batu (MB) terlalu jinak sehingga menjadi manja saat melihat orang atau pemiliknya.
• Karakter (sifat bawaan) dari Murai Batu (MB) itu sendiri.
Untuk penanganan Murai Batu (MB) yang terlanjur ngelowo/ngebetmen, ada beberapa terapi yang bisa diterapkan sesuai dengan penyebabnya masing-masing:
Murai Batu (MB) ngelowo karena over birahi (OB):
Saat dilombakan/ditrek Murai Batu (MB) akan menunjukkan perilaku ngelowo ketika melihat lawannya.
Untuk sementara, jangan paksakan Murai Batu (MB) untuk dilombakan/ditrek dulu sampai kondisinya betul-betul siap.
Terapi yang bisa dilakukan untuk menurunkan birahinya antara lain:
• Embunkan Murai Batu (MB) setiap pagi mulai jam 05.00 pagi.
• Kurangi porsi Ekstra fooding (EF) yang berpotensi memicu naiknya birahi Murai Batu terutama jangkrik dan kroto.
• Berikan cacing atau ulat bumbung setiap pagi dan sore sampai kondisi Murai Batu (MB) pulih kembali.
• Umbar Murai Batu (MB) setiap hari dari pagi sampai sore. Usahakan kandang umbaran ditempatkan dilingkungan yang tenang dan sejuk yang banyak pohon-pohon disekitarnya serta dekat dengan suara gemercik air.
• Sediakan bak mandi didalam kandang umbaran agar Murai Batu (MB) bisa mandi sesukanya.
• Usahakan juga agar kandang umbaran bisa terkena sinar Matahari dari sela-sela dedaunan agar Murai Batu (MB) bisa berjemur sesukanya dan bisa berteduh sesukanya juga.
Murai Batu (MB) ngelowo karena kalah mental (kalah tarung):
• Lakukan terapi yang sama seperti terapi over birahi (OB), yang berbeda adalah porsi pemberian Ekstra fooding (EF) seperti jangkrik dan kroto justru diberikan lebih banyak atau sekenyangnya, sebab Murai Batu (MB) yang down mentalnya saat bertemu lawan juga dapat disebabkan karena Murai Batu tersebut kekurangan asupan pakan berprotein tinggi seperti jangkrik dan kroto sehingga menyebabkan staminanya ngedrop.
Kuning telur ayam kampung rebus juga bisa diberikan seminggu sekali untuk memulihkan stamina Murai Batu (MB).
Untuk sementara asingkan Murai Batu (MB), jangan sampai melihat burung sejenis selama beberapa waktu sampai kondisi mentalnya pulih kembali baru disetting ulang porsi pemberian Ekstra foodingnya.
• Masukkan burung kecil kedalam kandang umbaran sebagai untulan, biarkan Murai Batu (MB) mengejar dan menghajarnya agar mental fighternya bangkit lagi karena merasa lebih dominan.
• Berikan juga pakan hidup seperti cicak, kadal kecil, katak kecil, dan ikan-ikan kecil (masukkan dalam bak mandi) agar Murai Batu (MB) memburu dan memangsanya.
Lakukan terapi ini selama -+1 bulan atau sampai kondisinya normal kembali.
Murai Batu (MB) ngelowo karena masih dalam masa mabung/pasca mabung:
Murai Batu (MB) yang masih dalam kondisi mabung, kondisi fisik dan mentalnya masih belum stabil, jadi jangan paksakan Murai Batu untuk bertarung dulu, bahkan setelah selesai mabungpun Murai Batu masih perlu waktu untuk masa rekondisi minimal selama dua bulan sampai bulu-bulunya kuat serta kondisi fisik dan mentalnya stabil baru bisa mulai ditrek.
Kalau kita memaksakan Murai Batu (MB) untuk ditrek dalam kondisi fisik dan mental yang belum prima, maka akibatnya Murai Batu rentan ngelowo/ngebetmen.
Murai Batu (MB) ngelowo karena dijemur terlalu lama:
Penjemuran yang berlebihan justru tidak baik untuk Murai Batu (MB) karena akan menyebabkan Murai Batu menjadi galak atau over birahi (OB) dan berujung ngelowo. Bahkan kalau penjemurannya terlalu berlebihan, dapat menguras staminanya dan justru berpotensi menyebabkan stres karena Murai Batu yang sebetulnya sudah tidak kuat kepanasan tapi terus dipaksakan menahan panas tanpa bisa berteduh.
Idealnya durasi penjemuran untuk Murai Batu (MB) ditingkatkan secara bertahap agar fisik Murai Batu dapat beradaptasi terhadap panas Matahari dalam waktu yang lama.
Pantau kondisi Murai Batu (MB) saat dijemur, kalau Murai Batu sudah terlihat mangap dan gelisah sambil meloncat-loncat kesisi sangkar, berarti Murai Batu tersebut sudah tidak kuat lagi menahan panas, segeralah angkat dan teduhkan.
Murai Batu (MB) ngelowo karena terlalu jinak:
Murai Batu (MB) yang terlalu jinak memang cenderung menjadi manja dan sering berperilaku ngelowo ketika didekati orang atau pemiliknya.
Solusinya yaitu dengan diumbar secara rutin dan jangan terlalu sering berinteraksi dengan burung apalagi menggodanya. Jangan memberikan jangkrik langsung dari tangan, cukup dimasukkan kedalam cepuk agar lama-kelamaan sifat manja terhadap pemiliknya akan berkurang.
Murai Batu (MB) ngelowo karena karakter (sifat bawaan):
Untuk permasalahan yang satu ini mungkin sulit untuk mengatasinya. Jadi sebaiknya, langkah pertama dalam memilih bahan Murai Batu (MB) harus memperhatikan katuranggan atau ciri-ciri fisik/katuranggannya, seperti yang sudah pernah dibahas pada artikel On Kicau yang berjudul: Ciri-ciri murai batu bermental juara. Agar nantinya kita tidak kecewa karena Murai Batu yang susah payah kita rawat ternyata tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Untuk mencegah agar Murai Batu (MB) tidak berperilaku ngelowo/ngebetmen saat di lapangan, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:
• Perhatikan usia Murai Batu (MB) sebelum dilombakan. Burung yang masih muda belum memiliki pengalaman ketika bertemu lawan, terutama jika lawannya adalah Murai Batu (MB) yang usianya sudah mapan.
Emosi Murai Batu (MB) muda masih belum stabil dan sering meluap-luap. Akibatnya menjadi cepat kelelahan, drop mentalnya, dan berujung ngelowo/ngebetmen.
• Jangan melombakan Murai Batu (MB) yang belum tuntas masa mabungnya, atau sedang dalam proses mabung dan pasca mabung terutama ketika sedang dalam proses dorong ekor atau sayap.
Murai Batu (MB) yang masih dalam kondisi seperti ini, kondisi fisik dan mentalnya masih belum fit sehingga rentan ngelowo/mbetmen. Begitu juga pada Murai Batu yang baru menjatuhkan bulu atau sedang memasuki masa mabung/ngurak, sebaiknya jangan dilombakan/ditrek dulu sampai selesai masa mabungnya.
Demikian sedikit informasi tentang solusi Murai Batu (MB) ngelowo. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Posting Komentar