Latest Products
Tampilkan postingan dengan label Murai Batu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Murai Batu. Tampilkan semua postingan

Tips sederhana beternak Murai Batu (MB)

Order Detail

Beternak Murai Batu (MB) merupakan salah satu peluang bisnis yang sangat menjanjikan jika melihat permintaan pasar sekarang ini yang terus meningkat, dan bahkan sampai kekurangan stok karena banyaknya permintaan.

Hal itu karena keindahan fisik dan kemerduan suara dari Murai Batu (MB) yang membuat banyak orang tertarik untuk memelihara burung fighter ini. Selain itu juga karena maraknya lomba untuk kelas Murai Batu (MB) yang selalu dibuka disetiap event lomba burung kicau di daerah manapun di seluruh Indoneaia, mulai dari kelas Latber sampai lomba-lomba besar tingkat Nasional, setiap EO hampir selalu membuka kelas Murai Batu (MB) sebagai kelas utama.

Jika kita ingin menjalankan usaha penangkaran Murai Batu (MB) yang profesional untuk dijadikan sebagai sumber penghasilan, sebetulnya bukan perkara yang sulit.

Syarat utama agar dapat beternak Murai Batu (MB), yaitu harus memiliki niat, kemauan yang kuat, sedikit bakat dan tentunya modal.

Tujuan utama dalam beternak Murai Batu (MB) adalah menghasilkan anakan burung Murai Batu dalam jumlah banyak dan bisa mendapatkan keuntungan yang besar.

Karena itu kita harus memiliki kemauan yang kuat untuk dapat bersaing dengan peternak lain. Kita juga harus menguasai bidang peternakan dengan cukup bagus agar kita tahu cara beternak yang baik dan benar dan juga dapat segera melakukan tindakan jika sewaktu-waktu terjadi masalah di peternakan kita.

Berikut ini tahapan cara beternak Murai Batu (MB) yang bisa kita lakukan:

• Menyiapkan indukan yang berkualitas

Calon indukan Murai Batu (MB), baik yang jantan maupun yang betina semuanya harus memiliki kualitas yang bagus. Untuk Murai Batu betina pilihlah yang usianya sudah matang dan siap untuk bereproduksi yaitu usia antara 1 atau 2 tahun.

Karena pada usia tersebut merupakan usia paling ideal untuk Murai Batu (MB) dalam bereproduksi. Keadaan kesehatan indukan betina sebaiknya selalu terjaga dan pastikan kondisi fisiknya tidak terlalu kurus.

Untuk pemilihan calon indukan Murai Batu (MB) jantan juga sama seperti waktu memilih induk betina. Pilihlah calon indukan jantan yang sudah tidak takut lagi pada keberadaan Manusia dan juga usahakan yang memiliki mental fighter cukup bagus.

Calon indukan Murai Batu (MB) jantan paling tidak harus yang sudah berusia minimal 2 tahun karena pada usia tersebut Murai Batu jantan sudah cukup matang untuk melakukan perkawinan.

Uahakan agar calon indukan Murai Batu (MB) jantan maupun betina tidak memiliki cacat fisik, entah itu di bagian mata, paruh, kaki, bagian sayap maupun bagian tubuh lainnya. Agar nantinya anakan hasil keturunannya tidak mewarisi cacat yang sama.

• Menyiapkan kandang penangkaran

Dalam beternak Murai Batu (MB), langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kandang ternak. Tentunya kandang yang ideal untuk perkembang biakan Murai Batu.

Ukuran kandang ternak sebaiknya dibuat agak longgar agar kedua indukan Murai Batu (MB) dapat leluasa bergerak, dan pastikan memiliki sikulasi udara yang baik. Sedangkan untuk penempatan kandangnya, usahakan agar berada pada tempat yang tenang, aman, nyaman, dan bebas dari ancaman predator seperti kucing, tikus, ular, dan lainnya.

Untuk kandang ternak sebaiknya juga bisa terkena cahaya Matahari pagi agar burung memperoleh asupan vitamin D. Dan sebaiknya memiliki tempat untuk berteduh agar Murai Batu (MB) dapat berlindung pada saat sinar Matahari sudah mulai panas.

• Perhatikan kebersihan kandang penangkaran

Merawat kandang ternak Murai Batu (MB) agar tetap bersih termasuk faktor terpenting untuk keberhasilan dalam beternak Murai Batu. Jika kebersihan kandangnya terjaga, tentunya dapat meminimalisir menyebarnya bibit penyakit.

Dengan kandang yang selalu bersih, Murai Batu (MB) akan merasa semakin nyaman, sehingga terhindar dari kemungkinan mengalami stress yang merupakan penyebab kegagalan dalam beternak Murai Batu (MB).

Wadah pakan serta air minumnya juga harus dibersihkan setiap hari. Saat pagi, pakan serta air minumnya juga harus diganti dengan yang baru. Sisa dari makanan dan air minum kemarin yang belum habis sebaiknya dibuang.

Setiap seminggu sekali, semua bagian kandang penangkaran sebaiknya dibersihkan secara menyeluruh. Sesudah semua kotoran dibuang, kandang dapat dicuci lalu disterilkan dengan larutan desinfektan atu dengan menggunakan obat anti kuman. Setelah itu keringkan di bawah panas Matahari.

• Pakan untuk indukan Murai Batu (MB)

Pakan adalah salah satu faktor paling penting dalam beternak Murai Batu (MB). Karena Murai Batu yang ditangkarkan memerlukan asupan nutrisi yang lebih banyak untuk menunjang aktivitas reproduksinya.

Agar kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi dengan baik, indukan Murai Batu harus selalu diberikan pakan alami yang selalu segar dengan menu yang bervariasi. Brrikan juga vitamin khusus untuk burung ternak.

Pakan Murai Batu (MB) yang diternakkan sebaiknya menggunakan pakan alami, untuk mendongkrak tingkat birahinya sehingga proses perkawinan kedua indukan dapat berjalan lancar.

Jenis pakan alami Murai Batu (MB) seperti jangkrik, belalang, kroto, cacing, ulat hongkong (UH), dan lainnya juga bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dari kedua indukan Murai Batu.

• Proses perjodohan indukan Murai Batu (MB)

Tahap pertama dalam proses perjodohan kedua calon indukan Murai Batu (MB) adalah memasukkan calon indukan betina dan biarkan kurang lebih selama dua minggu untuk beradaptasi dengan lingkungan kandangnya yang baru.

Setelah calon indukan betina berada dalam kandang ternak selama dua minggu, kemudian masukkan calon indukan Murai Batu (MB) jantan beserta kandangnya sekalian ke dalam kandang penangkaran yang telah dihuni calon indukan betina.

Tujuannya untuk mencegah Murai Batu (MB) jantan menyerang Murai Batu (MB) betina. Biarkan keduanya saling mengenal terlebih dulu kurang lebih selama satu minggu.

Tunggu sampai calon indukan betina birahi. Biasanya Murai Batu (MB) betina akan mulai nyiul kemudian mendekati kandang Murai Batu (MB) jantan.

Ketika kedua calon indukan Murai Batu (MB) sudah terlihat akrab dan sering berdekatan, serta selalu tidur berdampingan, berarti Murai Batu jantan sudah bisa dilepaskan kedalam kandang penangkaran bersama calon indukan betina.

• Merawat anakan Murai Batu (MB)

Anakan Murai Batu (MB) yang berumur 7-14 hari dapat diberikan pakan berupa campuran voer dan kroto yang dibuat agak encer. Pemberian pakan tersebut dapat dilakukan 1 jam sekali.

Setelah berumur 15 hari, biasanya anakan Murai Batu (MB) sudah mulai dapat makan kroto sendiri.

Jika kita membiarkan anakan Murai Batu (MB) tersebut diloloh induknya, maka kita harus memberikan pakan full Ekstra fooding (EF) dalam jumlah yang banyak agar Indukan Murai Batu (MB) dapat cukup makan sekaligus cukup untuk meloloh anak-anaknya.

Baca juga:

Pentingnya terapi kandang umbaran untuk Murai Batu (MB)

Tips untuk mengatasi Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu

Ciri-ciri Murai Batu (MB) yang sudah siap dilombakan

Demikian sedikit informasi tentang tips sederhana beternak Murai Batu (MB). Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Sepasang indukan Murai Batu (MB) didalam kandang penangkaran

Pentingnya terapi kandang umbaran untuk Murai Batu (MB)

Order Detail

Kandang umbaran atau polier memiliki banyak sekali manfaat untuk Murai Batu (MB), apalagi untuk Murai Batu (MB) lapangan. Beberapa manfaat dari terapi kandang umbaran antara lain:

• Menjaga stamina dan kondisi fisik Murai Batu (MB) agar tetap fit. Karena dengan diumbar, seluruh otot-otot tubuhnya digunanakan untuk bergerak.

• Menguatkan otot-otot dada dan sayap yang berdampak pada suara Murai Batu (MB) menjadi lebih lantang dan bertenaga.

• Menguatkan nafas, sehingga Murai Batu (MB) lebih kuat berkicau dari awal sampai akhir perlombaan. Nafas yang panjang memang bisa dilatih dengan penjemuran yang lama atau bisa juga dengan terapi jemur sauna (burung kering kerodong kering), tapi akan lebih maksimal jika fisiknya juga dilatih dengan terapi umbaran, sehingga bisa mendapatkan dua manfaat sekaligus yaitu nafas yang panjang dan stamina yang prima.

• Mencegah kegemukan, karena dengan terbang bolak-balik dalam kandang umbaran, akan lebih cepat membakar kalori sehingga tidak terjadi penumpukan lemak di dalam tubuh Murai Batu (MB).

• Mencegah stres, karena dengan berada dikandang yang besar, Murai Batu (MB) bisa lebih leluasa bergerak mengepakkan sayapnya seperti di alam bebas. Selain itu juga dapat menjadi sarana refreshing untuk Murai Batu (MB) yang sudah terlalu lama berada didalam kandang berukuran kecil (kandang harian).

Tapi harus diperhatikan, untuk melakukan pengumbaran tidak boleh asal-asalan saja memasukkan Murai Batu (MB) kedalam kandang umbaran.

Kita harus melihat kondisi Murai Batu (MB) yang akan kita umbar, apakah burung perlu diumbar atau malah sebaliknya, burung justru perlu banyak istirahat karena kondisi fisiknya sedang tidak fit. Karena jika sampai salah analisa, bukannya menjadi lebih baik tapi justru bertambah parah (ngedrop).

Jika Murai Batu (MB) dalam kondisi fisik tidak fit dan dipaksakan untuk berolah raga maka yang terjadi kondisinya akan semakin ngedrop karena staminanya terkuras untuk terbang bolak-balik dalam kandang umbaran.

Jadi, Murai Batu (MB) yang akan diumbar harus dalam kondisi yang benar-benar fit, karena pengumbaran akan benar-benar menguras staminanya.

Dalam melakukan pengumbaran juga harus disediakan pakan terutama Ekstra fooding (EF) dalam jumlah yang cukup banyak dan juga air minum yang cukup.

Pemberian Ekstra fooding (EF) seperti jangkrik dengan porsi tanpa batas pada waktu diumbar bertujuan agar Murai Batu (MB) tidak kehabisan tenaga karena suplai pakan selalu tersedia. Pembakaran kalori yang besar harus di imbangi pula dengan asupan nutrisi yang memadai agar kondisi fisik Murai Batu (MB) tidak ngedrop.

Terapi umbaran bisa dilakukan 2-3 kali seminggu agar Murai Batu (MB) tidak kelelahan. Untuk kandang umbaran sendiri usahakan penempatannya ditempat yang terkena sinar Matahari langsung agar burung bisa sekalian berjemur, usahakan juga agar penempatan kandang umbaran aman dari gangguan predator seperti kucing dan lainnya.

Posisi plangkringan/tenggeran dibuat atas bawah yaitu posisi bawah dibagian depan dan posisi atas dibagian belakang agar Murai Batu (MB) bisa terbang dengan posisi naik turun sehingga lebih efektif untuk olah fisik burung.

Dengan melakukan pengumbaran secara teratur dan konsisten, maka lama-kelamaan kondisi fisik Murai Batu (MB) akan semakin fit dengan stamina yang semakin prima dan nafas lebih panjang sehingga saat dilombakan, Murai Batu (MB) akan tampil lebih maksimal.

Mungkin pada waktu pertama di umbar biasanya Murai Batu (MB) akan terlihat ngedrop karena belum terbiasa, tapi setelah terapi umbaran berjalan 1-2 bulan maka hasilnya akan mulai terlihat dengan peningkatan performa yang signifikan.

Pengumbaran sangat bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental Murai Batu (MB), karena fungsinya mengembalikan burung seperti pada habitat asli dan kodratnya, yaitu terbang bebas mengepakkan sayapnya.

Murai Batu (MB) yang sudah terlalu lama berada dalam kandang tentunya tidak pernah lagi menggunakan sayapnya untuk terbang, dan tentunya otot-otot sayap dan dadanya tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya dan secara tidak langsung pasti kondisi tersebut berpengaruh pada kualitas kicauannya.

Baca juga:

Ciri-ciri Murai Batu (MB) yang sudah siap dilombakan

Ciri-ciri fisik/katuranggan trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dan prospek

Cara ampuh membuat Murai Batu (MB) ngeplong dan gacor

Demikian sedikit informasi tentang pentingnya terapi kandang umbaran untuk Murai Batu (MB). Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) dalam kandang umbaran

Ciri-ciri Murai Batu (MB) yang sudah siap dilombakan

Order Detail

Hingga saat ini, popularitas Murai Batu (MB) sebagai burung kicau terbaik di Indonesia belum tergantikan. Predikat sebagai burung kicau terbaik tersebut rasanya memang tidak berlebihan karena memang harus di akui, kalau kualitas Murai Batu memang di atas burung kicau jenis lainnya.

Burung fighter/petarung ini memiliki suara kicauan yang sangat merdu dan khas dengan irama yang harmonis dan penuh variasi dengan gaya yang atraktif serta ditunjang dengan penampilan fisiknya yang indah, membuat Murai Batu semakin digandrungi para kicau mania di tanah air.

Popularitas Murai Batu (MB) semakin meningkat dengan semakin maraknya lomba burung kicau ditanah air yang rata-rata selalu menempatkan Murai Batu dikelas utama.

Hal itu membuat penggemar Murai Batu (MB) banyak yang mencoba keberuntungan dengan mengikut sertakan Murai Batu kesayangannya di arena lomba burung kicau. Tapi terkadang harapan tidak sesuai dengan kenyataan, ksrena Murai Batu yang ketika dirumah begitu gacor, tapi saat dilapangan menjadi mlempem diam seribu bahasa.

Hal itu disebabkan karena Murai Batu (MB) tersebut belum siap untuk dilombakan. Suasana di arena lomba dengan suasana di rumah tentunya sangat jauh berbeda. Karena itu, Murai Batu harus dipersiapkan secara matang baik dari mental, fisik, maupun materi lagunya agar dapat tampil bagus dilapangan.

Selain itu, kesiapan Murai Batu (MB) itu sendiri untuk dilombakan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena sangat berpengaruh pada penpilan Murai Batu tersebut ketika dilombakan.

Murai Batu (MB) sudah siap dilombakan, bisa dikenali dari tingkah laku dan ciri-ciri fisiknya sebagai berikut:

Kaki medang

Untuk bisa tampil stabil dilapangan, usia Murai Batu (MB) harus sudah mapan/dewasa, karena mentalnya sudah stabil dengan karakter fighter yang kuat. Hal itu bisa dilihat dari kakinya yang sudah medang yang menandakan usianya sudah mapan.

Gacor

Syarat utama Murai Batu (MB) untuk mengikuti lomba, harus sudah gacor dengan gaya ngeplay dan kepala keatas penuh kewaspadaan. Terlihat sangat energik dan sangat sensitif terhadap suara-suara tertentu seperti siulan dan tepukan.

• Ngotot

Murai Batu (MB) lebih dominan dengan suara yang berulang-ulang (ngeban) dengan volume yang keras dan sangat ngotot sampai terlihat tubuhnya bergetar sewaktu berkicau.

Sensitif

Murai Batu (MB) sangat sensitif dan rajin mengeluarkan materi isiannya dengan intonasi yang jelas dan keras ketika mendengar suara-suara yang mengusiknya.

Tidak takut orang

Murai Batu (MB) harus sudah terbiasa dengan suasana keramaian dan tetap rajin berkicau walaupun banyak orang disekitarnya, karena tidak sedikit Murai Batu yang gacor ketika dirumah tapi saat dibawa ke lapangan malah menjadi diam membisu.

Sudah biasa ditrek

Agar Murai Batu (MB) bisa tampil digantangan, sering-seringlah melatihnya dengan ditrek bersama dengan beberapa Murai Batu lainnya untuk mengasah mental tarungnya agar ketika dilombakan Murai Batu tersebut tidak minder dan tidak demam panggung lagi.

Dengan sering ditrek, maka kita bisa memantau perkembangan dari Murai Batu (MB) gacoan kita tersebut agar bisa mengevaluasi kekurangannya dan memaksimalkan performanya.

Bentuk kotoran

Murai Batu (MB) yang dalam kondisi puncak, kotorannya terlihat kecil-kecil dan kering.

Baca juga:

Tips memilih trotolan Murai Batu (MB) yang berkualitas

Penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba

Tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri Murai Batu (MB) yang sudah siap dilombakan. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)

Tips memilih trotolan Murai Batu (MB) yang berkualitas

Order Detail

Bagi para pemain Murai Batu (MB) senior tentunya sudah hafal ciri-ciri anakan Murai Batu yang prospek dan berkualitas. Tapi bagi para pemain pemula, tentu tidak mudah untuk memilih anakan Murai Batu yang memiliki prospek bagus nantinya.

Sebelum kita memutuskan untuk membeli anakan/trotolan Murai Batu (MB), kita harus mengamati terlebih dulu ciri-ciri fisik maupun suara dari burung tersebut.

Dengan begitu, kita bisa mendapatkan anakan/trotolan Murai Batu yang berkualitas, apalagi jika tujuan kita memelihara Murai Batu tersebut adalah untuk di ikut sertakan dalam lomba burung kicau, tentunya pemilihan bahan yang memiliki prospek lapangan menjadi syarat utama yang harus diperhatikan agar kita tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan juga biaya yang tidak sedikit untuk merawat Murai Batu tersebut dari anakan/trotolan, tapi setelah dewasa justru tidak seperti yang kita harapkan.

Untuk mengenali anakan/trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki kualitas bagus, maka perlu diperhatikan ciri-cirinya terlebih dulu.

Anakan/trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dapat dikenali dari tingkah lakunya yang sangat aktif dengan suara ketrekan yang keras dan nyambung (dobel).

Suara ketrekan tersebut akan diperdengarkan ketika Murai Batu (MB) merasa terancam atau ada sesuatau yang mencurigakan.

Jika anakan/trotolan Murai Batu (MB) memiliki suara ketrekan demikian, berarti anakan/trotolan Murai Batu tersebut memiliki potensi suara yang bagus setelah dewasa nanti.

Baca juga:

Ciri-ciri fisik/katuranggan trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dan prospek

Pemasteran Murai Batu (MB) trotolan yang tepat dan efektif

Ciri-ciri khusus yang membedakan Murai Batu (MB) jantan dan betina trotolan

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang tips memilih trotolan Murai Batu (MB) yang berkualitas. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) trotolan

Ciri-ciri fisik/katuranggan trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dan prospek

Order Detail

Setiap individu Murai Batu (MB) apapun jenisnya pasti memiliki karakter dan kualitas berbeda-beda, baik dari segi mental, kecerdasan, maupun kemampuannya dalam berkicau masing-masing pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.

Jika kita berniat memelihara Murai Batu (MB) dari anakan/trotolan, maka kita harus mengetahui ciri-ciri fisik/katuranggannya agar mendapatkan anakan/trotolan Murai Batu yang berkualitas.

Karena jika kita memilih untuk memelihara Murai Batu (MB) anakan/trotolan, maka kita tidak bisa melihat secara langsung seperti apa kualitas dari trotolan Murai Batu tersebut. Berbeda jika kita membeli Murai Batu dewasa yang sudah jadi (gacor), yang bisa langsung kita pantau seperti apa kualitasnya, baik dari segi mental maupun suaranya.

Dan berikut ini adalah beberapa ciri-ciri anakan/trotolan Murai Batu (MB) yang prospek:

Pengaruh genetik

Faktor keturunan sangat menentukan kualitas dari anakan/trotolan Murai Batu (MB), karena anakan Murai Batu memiliki kemungkinan besar mewarisi kemampuan/talenta dari indukannya, baik talenta dari indukan jantan maupun indukan betina.

Salah satu cara untuk mendapatkan anakan/trotolan Murai Batu (MB) yang berkualitas adalah dengan membelinya dipenangkaran, karena kita bisa tau silsilah keturunannya.

Perilaku

Karakter dari masing-masing anakan Murai Batu (MB) pasti berbeda-beda, dan perbedaan karakter tersebut bisa kita lihat jika kita melolohnya sendiri.

Anakan Murai Batu (MB) yang berkualitas dan memiliki mental yang bagus bisa dilihat dari perilakunya yang lebih aktif meminta makan dengan bukaan paruh paling lebar, teriakannya paling keras, dan paling dominan di antara anakan lainnya dengan sering merebut jatah pakan untuk anakan lainnya.

Jika anakan Murai Batu (MB) diloloh oleh indukannya, karakter dari masing-masing anakan bisa lebih terlihat karena indukan Murai Batu justru akan lebih memperhatikan/memprioritaskan untuk memberi makan anaknya yang paling kuat dan aktif.

Hal itu adalah insting dari indukan Murai Batu (MB) yang mungkin menganggap bahwa anakan tersebutlah yang paling memiliki kemungkinan untuk hidup dan akan menjadi pewarisnya.

Anakan Murai Batu (MB) dengan karakter demikian nantinya setelah dewasa akan memiliki mental fighter yang tangguh (tipe fighter tinggi). Karakter tersebut sudah terlihat dari perilakunya yang terlihat paling agresif dan paling kuat di antara yang lainnya.

Sifat egois dan mau menang sendiri tersebut justru yang harus dimiliki oleh Murai Batu (MB) lapangan, karena Murai Batu adalah jenis burung fighter yang akan mempertahankan wilayah teritorialnya mati-matian.

Katuranggan

• Pilih trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki ukuran kepala besar, karena biasanya Murai Batu (MB) yang berkepala besar memiliki kecerdasan dan kemampuan untuk merekam suara-suara masteran dengan lebih baik. Dari segi penampilan juga akan terlihat lebih sangar jika memiliki kepala yang besar.

• Pilih trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki Mata besar dan melotot dengan sorot mata yang tajam seolah mengintimidasi. Murai Batu dengan ciri tersebut memiliki mental fighter yang tangguh dan akan mengintimidasi lawannya dengan tatapan matanya.

• Pilih trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki paruh besar dan terlihat kokoh pada bagian pangkalnya, serta memiliki sobekan mulut yang lebar sampai mendekati matanya. Bentuk paruh seperti itu akan menghasilkan suara dengan volume keras dan tembus.

• Pilih Murai Batu (MB) yang memiliki leher besar, panjang dan kokoh, atau biasa disebut leher beton karena cenderung memiliki volume suara di atas rata-rata, tapi suara yang dihasilkannya lebih dominan suara-suara tembakan, dan akan terdengar kaku ketika membawakan lagu-lagu ngeroll.

Sedangkan Murai Batu (MB) yang memiliki leher lebih kecil dan panjang memiliki kemampuan membawakan lagu-lagu dengan irama yang lebih merdu dibanding Murai Batu yang memiliki leher besar dan kokoh. Murai Batu yang memiliki leher kecil dan panjang cenderung memiliki tipe suara roll tembak yang harmonis.

• Pilihlah trotolan Murai Batu (MB) yang memiliki postur tubuh panjang karena akan terlihat lebih gagah dan atletis. Murai Batu dengan ciri tersebut di yakini memiliki nafas yang lebih panjang dan stamina yang lebih mumpuni, sehingga durasi kerjanya bisa lebih maksimal.

• Pilih Murai Batu (MB) yang memiliki sayap yang panjang menjuntai sampai menyentuh ekornya. Dengan ukuran sayap yang panjang, Murai Batu bisa terbang lebih cepat dan bisa terbang menjelajah lebih jauh untuk mencari sumber makanan.

Jika Murai Batu (MB) di karuniai sayap yang panjang, tentunya Murai Batu tersebut juga dibekali stamina yang prima serta nafas yang panjang agar bisa menggunakan sayapnya tersebut untuk terbang lebih cepat dan lebih jauh.

• Pilihlah Murai Batu (MB) yang memiliki ukuran kaki besar dengan jari-jari kaki yang panjang. Karena semakin panjang jari-jari kakinya, maka semakin kuat pula cengkeraman kakinya pada tangkringan ketika Murai Batu tersebut sedang bertarung mengeluarakan segala kemampuan berkicaunya. Sedangkan untuk warna kaki sebetulnya tidak berpengaruh pada mental Murai Batu (MB).

• Pilihlah Murai Batu (MB) dengan daun ekor yang tipis karena lebih ringan dan tidak akan membebani Murai Batu pada saat bertarung. Begitu juga dengan ukuran panjang ekornya, jika tujuannya untuk dilombakan maka jangan memilih Murai Batu dengan ukuran ekor yang terlalu panjang, karena akan membebani dan menghambat gerakan Murai Batu ketika sedang ngeplay sehingga staminanya akan lebih cepat terkuras.

• Pilih Murai Batu (MB) dengan warna bulu hitam pekat dan mengkilap kebiruan, karena rata-rata Murai Batu dengan warna bulu hitam mengkilap kebiruan memiliki mental yang bagus (tipe fighter tinggi) dibandingkan dengan Murai Batu kebanyakan.

Ciri-ciri Murai Batu (MB) di atas bisa kita gunakan untuk memilih Murai Batu trotolan dan juga Murai Batu bahan yang belum bunyi untuk meramal potensinya di masa depan.

Sedangkan untuk ciri-ciri Murai Batu (MB) dengan melihat warna bulunya hanya bisa digunakan untuk Murai Batu dewasa dan juga Murai Batu muda hutan (MH).

Tapi jika kita membeli Murai Batu (MB) yang sudah jadi (gacor), dan kita sudah mendengar seperti apa suaranya atau sudah melihat performanya secara langsung, maka masalah ciri-ciri fisik/katuranggan tersebut tidak perlu dihiraukan lagi.

Baca juga:

Pemasteran Murai Batu (MB) trotolan yang tepat dan efektif

Tips merawat beberapa ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah

Cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri fisik/katuranggan trotolan Murai Batu (MB) yang bagus dan prospek. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) trotolan

Tips untuk mengatasi Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu

Order Detail

Dalam memelihara Murai Batu (MB), kadang kita temui Murai Batu yang berperilaku tidak normal, salah satunya adalah kanibal (cabut bulu). Perilaku negatif tersebut akan mengakibatkan kerusakan pada bulu-bulu Murai Batu pada bagian-bagian tertentu, seperti bulu sayap, bulu dada, bulu dibagian perut, bulu paha, dan bulu ekornya karena dipatuki sendiri.

Perilaku tidak normal tersebut bisa disebabkan karena Murai Batu (MB) mengalami kondisi tertentu yang menyebabkannya tertekan dan frustasi kemudian melampiaskannya dengan mematuki bulunya sendiri (kanibal).

Perilaku kanibal tersebut tentunya akan membuat bulu-bulunya menjadi rusak dan berantakan. Akibatnya penampilan fisik Murai Batu (MB) tersebut menjadi kurang menarik, dan walaupun burung tersebut gacor pasti akan menurunkan harga jualnya.

Perilaku kanibal pada Murai Batu (MB) bisa disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:

Pemberian jenis pakan dan porsi yang tidak tepat

Pemberian pakan dengan porsi yang tidak tepat (kurang atau over), dan juga jenis pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan juga karakter dari Murai Batu (MB) bisa menjadi penyebab timbulnya perilaku kanibal tersebut.

Ada beberapa jenis kanibal pada Murai Batu (MB) yang disebabkan karena pemberian pakan yang tidak tepat, yaitu:

• Kekurangan nutrisi

Kanibal yang disebabkan karena Murai Batu (MB) kekurangan kalsium, sehingga Murai Batu akan mencari sumber kalsium dari bulu dan kukunya dengan cara mencabuti bulu-bulunya atau bahkan kuku-kukunya untuk mendapatkan asupan kalsium.

• Over birahi (OB)

Kanibal yang disebabkan karena Murai Batu (MB) kelebihan asupan protein dari pemberian pakan yang mengandung protein tinggi seperti jangkrik dan kroto dalam jumlah yang berlebihan yang mengakibat Murai Batu mengalami over birahi (OB), dan kondisi birahi yang terlalu over tersebut jika tidak tersalurkan dalam waktu lama akan dilampiaskan dengan mencabuti bulu-bulunya sendiri (kanibal).

Sebetulnya Murai Batu (MB) memang harus dalam kondisi birahi agar lebih rajin berkicau dan gacor, tapi jika kondisi birahi tersebut sudah melewati batas (over), maka Murai Batu tersebut akan melakukan perilaku negatif sebagai pelampiasan dari rasa frustasinya tersebut, di antaranya adalah perilaku kanibal (cabut bulu).

• Over emosi

Penjemuran dan pemberian Ekstra fooding (EF) yang berpotensi menaikkan suhu tubuh seperti misalnya ulat hongkong (UH), akan menyebabkan emosi dari Murai Batu (MB) meningkat dan menyebabkan naluri fighter Murai Batu meluap-luap. Tapi jika kondisi siap tempur tersebut tidak dilampiaskan dengan dipertemukan lawan (ditrek/dilombakan), maka Murai Batu akan mengalami over emosi akibat tidak adanya lawan ketika kondisi emosinya sedang naik.

Keadaan tersebut berpotensi menyebabkan Murai Batu (MB) menjadi kanibal dan mematuki bulunya sendiri sebagai pelampiasan dari emosinya yang terlalu tinggi.

Murai Batu (MB) tertekan karena kalah mental

Kanibal pada Murai Batu (MB) juga bisa disebabkan karena tertekan/kalah mental dari Murai Batu lain yang lebih dominan.

Mental Murai Batu (MB) yang masih muda cenderung belum stabil, sehingga jika dipaksakan untuk mengikuti lomba atau dipertemukan dengan Murai Batu yang sudah mapan (dewasa), maka akan menyebabkan Murai Batu muda tersebut menjadi tertekan/terintimidasi.

Hal itu akan menyebabkan Murai Batu (MB) muda melakukan tingkah laku yang tidak menentu sebagai pelampiasan dari rasa frustasinya, salah satunya dengan mematuki bulunya sendiri (kanibal).

Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu karena terserang kutu

Jika Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu karena terserang kutu, untuk mengatasinya bisa dibaca disini

Ada beberapa cara untuk mengatasi perilaku kanibal pada Murai Batu (MB), antara lain:

Settingan Ekstra fooding (EF)

Pemberian menu Ekstra fooding (EF) untuk Murai Batu (MB) memang sangat penting untuk memaksimalkan performanya, karena jenis pakan hewani tersebut adalah pakan alami Murai Batu di habitat aslinya.

Tapi porsi dan jenisnya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga karakter dari Murai Batu (MB) tersebut, sehingga tidak berpotensi menyebabkan Murai Batu melakukan perilaku-perilaku negatif.

Misalnya:

• Untuk Murai Batu (MB) yang memiliki karakter fighter tinggi/emosional, Ekstra fooding (EF) yang cocok diberikan adalah yang mengandung protein tinggi tapi yang tidak berpotensi menaikkan suhu tubuh secara drastis, misalnya: jangkrik dan kroto dengan porsi yang cukup banyak untuk mendongkrak birahinya.

• Untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter rendah/kurang emosi, Ekstra fooding (EF) yang cocok diberikan adalah yang dapat meningkatkan suhu tubuh secara drastis, misalnya: ulat hongkong (UH) dan larva tawon untuk mendongkrak emosinya.

Jadi intinya, agar Murai Batu (MB) tidak melakukan perilaku-perilaku negatif seperti kanibal, maka kita harus memberikan pakan yang berkualitas untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dari Murai Batu (MB), tapi jenis dan porsinya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter dari Murai Batu yang kita rawat tersebut.

Perawatan harian yang tepat dan terjadwal

Perawatan harian untuk Murai Batu (MB) harus dilakukan secara rutin dan terjadwal, misalnya:

• Mandi

Perawatan mandi untuk Murai Batu (MB) juga harus dilakukan dengan tepat dan konsisten. Untuk Murai Batu dengan karakter fighter tinggi/emosional, harus sering dimandikan untuk meredam emosinya yang meluap-luap.

Dan untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter rendah/kurang emosi, intensitas mandinya dikurangi agar suhu tubuhnya tidak ngedrop yang akan mengakibatkan emosinya semakin rendah.

• Jemur

Penjemuran memang harus dilakukan secara rutin untuk menjaga kesehatan Murai Batu (MB). Penjemuran juga berperan penting untuk mengatur suhu tubuh ideal Murai Batu yang berkaitan dengan tingkat emosinya.

Untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter tinggi/emosional, penjemuran dilakukan secukupnya saja, karena Murai Batu tipe ini emosinya sudah tinggi, jadi tidak perlu digenjot dengan penjemuran lagi.

Untuk Murai Batu (MB) dengan karakter fighter rendah/lambat panas, durasi penjemuran harus maksimal untuk mendongkrak emosinya agar lebih agresif, karena Murai Batu tipe ini cenderung kurang emosi/lambat panas, jadi emosinya harus digenjot dengan penjemuran yang lama.

Jadi intinya, perawatan harian seperti mandi dan jemur juga harus dilakukan secara tepat dan konsisten sesuai dengan karakternya agar suhu tubuh Murai Batu (MB) berada pada level yang ideal, sehingga Murai Batu selalu dalam kondisi fisik yang prima dan tidak melakukan perilaku-perilaku negatif seperti kanibal dan lainnya.

Pengumbaran

Pengumbaran juga perlu dilakukan secara teratur dan terjadwal. Selain untuk melatih stamina dan nafas Murai Batu (MB), pengumbaran juga bermanfaat sebagai sarana refreshing untuk Murai Batu agar tidak mengalami stres karena terlalu lama berada dalam kandang harian yang membatasi ruang geraknya.

Stres berkepanjangan yang di alami Murai Batu (MB) juga dapat memicu timbulnya perilaku-perilaku negatif seperti kanibal jika tidak segera di atasi. Dan terapi umbaran bisa mengurangi stres pada Murai Batu, karena ketika berada di dalam kandang umbaran yang luas, Murai Batu dapat terbang lebih leluasa menggerakkan otot-otot sayapnya yang sudah lama tidak digunakan untuk terbang.

Hal itu akan membuat Murai Batu (MB) merasa lebih rileks, apalagi jika didukung dengan suasana disekitar kandang umbaran yang dikondisikan seperti di habitat aslinya dengan banyak pepohonan, tentunya akan lebih efektif.

Sering ditrek/dilombakan

Murai Batu (MB) yang berperilaku kanibal, rata-rata adalah Murai Batu yang memiliki karakter fighter tinggi. Murai Batu dengan karakter tersebut cenderung sangat agresif dan selalu ingin bertarung.

Perilaku kanibal tersebut adalah bentuk dari pelampiasan emosinya yang tidak tersalurkan. Jadi, jika kita memiliki Murai Batu (MB) dengan karakter tersebut, maka kita harus rutin mempertemukannya dengan Murai Batu lain untuk ditrek atau membawanya ke arena Latber agar emosinya terlampiaskan.

Baca juga:

Pemasteran Murai Batu (MB) trotolan yang tepat dan efektif

Penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang tips untuk mengatasi Murai Batu (MB) kanibal/cabut bulu. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) kanibal

Penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba

Order Detail

Istilah "ngetem" tentunya sudah tidak asing lagi bagi para Kicau Mania terutama bagi para pemain lapangan. Ngetem adalah istilah dimana burung berhenti berkicau beberapa saat ditengah-tengah lomba sedang berlangsung untuk kemudian berkicau lagi.

Untuk Murai Batu (MB) yang ngetem ketika dilombakan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

• Obesitas

Murai Batu (MB) yang mengalami obesitas/kegemukan, sangat berpotensi ngetem ketika dilombakan, hal itu disebabkan karena kelebihan berat badannya akan membuat Murai Batu (MB) menjadi cepat lelah dan nafasnya menjadi terengah-engah sehingga akan berhenti berkicau beberapa saat untuk menarik nafas.

Untuk itu, masalah obesitas pada Murai Batu (MB) tersebut harus segera ditangani dengan menurunkan berat badannya agar tidak terlalu gemuk dengan pemberian menu pakan yang variatif dengan porsi seimbang ditambah pemberian multivitamin.

Penjemuran dan latihan di kandang umbaran secara rutin dan terjadwal juga sangat perlu dilakukan agar lemak di tubuhnya berkurang dan tubuh Murai Batu (MB) menjadi ramping sehingga staminanya menjadi prima dan nafasnya menjadi panjang.

• Kurang kondisi

Murai Batu (MB) yang sering ngetem ketika dilombakan bisa disebabkan karena staminanya kedodoran karena harus berkicau terus-menerus selama lomba berlangsung sehingga burung harus jeda sejenak mengumpulkan tenaga untuk kemudian berkicau lagi.

Penyebab kurang stamina pada Murai Batu (MB) tersebut bisa disebabkan karena kondisi fisiknya sedang tidak fit yang disebabkan beberapa faktor seperti perubahan cuaca yang tidak menentu (pancaroba), kurangnya pemberian multivitamin, dan bisa juga karena Murai Batu (MB) tetsebut masih dalam masa rekondisi pasca mabung sehingga kondisi fisiknya belum pulih 100%.

• Jam terbang lomba

Murai Batu (MB) yang belum terbiasa dilombakan, akan sering ngetem ditengah-tengah lomba sedang berlangsung. Hal itu wajar karena Murai Batu (MB) belum terbiasa bertanding dengan banyak lawan yang harus di hadapi.

Penyebabnya karena mental Murai Batu (MB) tersebut belum terlatih, sehingga menyebabkan mentalnya mudah ngedrop ketika mendengar suara tembakan-tembakan lawannya yang bervariasi sehingga Murai Batu (MB) yang minim pengalaman lomba, cenderung akan terdiam karena merasa kaget dan tertekan oleh suara-suara kicauan Murai Batu (MB) lain yang terdengar asing baginya.

Untuk mengatasi hal itu, Murai Batu (MB) harus sering dilatih dengan sering membawanya ke arena lomba atau latber untuk menambah jam terbangnya sehingga mentalnya akan semakin terasah seiring berjalannya waktu sampai pada akhirnya Murai Batu (MB) tersebut bisa kerja maksimal dari awal sampai akhir lomba tanpa jeda.

• Usia Murai Batu (MB)

Usia Murai Batu (MB) juga sangat mempengaruhi performanya dilapangan. Karena mental Murai Batu (MB) muda masih belum stabil, sehingga belum kuat menghadapai tekanan dari lawan-lawannya yang usianya sudah lebih mapan/dewasa, sehingga akan sering ngetem ketika dilombakan.

Untuk Murai Batu (MB) yang masih berusia muda sebaiknya jangan sering di ikutkan lomba dulu sampai mentalnya benar-benar siap tempur. Sebaiknya, sering dilatih dulu dengan beberapa ekor Murai Batu (MB) lain yang usianya sama atau yang lebih muda agar mentalnya semakin terlatih.

Ngetem pada Murai Batu (MB) bukanlah masalah serius karena masih bisa di atasi pada lomba berikutnya. Hanya saja, potensi Murai Batu (MB) untuk menjadi juara akan menjadi sulit diraih karena sudah bisa dipastikan akan kalah dengan Murai Batu (MB) yang kerja full dari awal sampai akhir lomba tanpa jeda.

Baca juga:

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan

Cara ampuh membuat Murai Batu (MB) ngeplong dan gacor

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Terapi kandang umbaran untuk melatih fisik dan stamina Murai Batu (MB)

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Order Detail

Suara kicauan Murai Batu (MB), bisa dikatakan yang terbaik di antara burung-burung kicauan jenis lainnya. Kombinasi antara suara asli yang berkarakter ngebass dengan suara isian yang nyaring penuh variasi menjadikan suara kicauan Murai Batu terdengar begitu merdu dan harmonis penuh power dan berkarakter.

Tapi adakalanya, performa suaranya menjadi kurang bagus ketika Murai Batu (MB) tersebut mengalami gangguan tenggorokan yang menyebabkan suaranya menjadi serak.

Jika sebelumnya Murai Batu (MB) mampu berkicau dengan nada-nada tinggi, maka ketika sedang mengalami gangguan tenggorokan suara kicauannya berubah menjadi bernada rendah dan kurang jernih (serak). Volume suaranya juga terdengar kendor dan parau.

Pada saat sedang mengalami gangguan tenggorokan, Murai Batu (MB) biasanya juga menjadi malas berkicau karena merasa tidak nyaman/merasakan sakit pada tenggorokannya. Dan jika tidak segera ditangani, maka lama-kelamaan gangguan serak ini bisa menyebabkan Murai Batu menjadi macet bunyi.

Sering kali kita menganggap sepele penyakit serak tersebut, karena biasanya walaupun Murai Batu (MB) mengalami gangguan tenggorokan (serak), hal itu tidak mempengaruhi performa dan kondisi fisiknya. Murai Batu yang mengalami serak tersebut masih tetap aktif dan masih beraktivitas normal seperti biasa.

Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu (MB) memang tidak serta merta mempengaruhi kondisi fisiknya, penyakit tersebut hanya berpengaruh pada performa kicauannya saja, tapi bukan berarti cukup dibiarkan saja tanpa ada tindakan untuk mengobatinya.

Karena jika dibiarkan, kemungkinan bisa menyebabkan Murai Batu menjadi macet bunyi, bahkan bisa lebih parah lagi karena bisa menyebabkan rusaknya pita suara dari Murai Batu tersebut.

Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu (MB) tidak bisa sembuh total dalam sekali pengobatan, perlu waktu cukup lama untuk memulihkan performa suaranya agar dapat kembali seperti sediakala.

Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu (MB) dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

• Durasi penjemuran yang terlalu lama

Penjemuran memang sangat bermanfaat untuk kesehatan Murai Batu (MB) jika dilakukan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakter Murai Batu. Tapi jika penjemuran dilakukan dengan tidak tepat, misalnya waktu penjemuran dilakukan terlalu lama, maka akan membuat Murai Batu (MB) mengalami dehidrasi. Apalagi jika selama proses penjemuran, pakan dan air minumnya tidak diberikan.

Hal itu berpotensi menyebabkan kondisi fisik Murai Batu (MB) menjadi lemah, dan pada kondisi seperti inilah Murai Batu menjadi rentan terserang penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang di akibatkan oleh virus yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan Murai Batu.

Penjemuran yang di anjurakan yaitu dilakukan pada pagi hari antara jam 07.00-10.00, dimana sinar Matahari belum terlalu panas. Jangan memaksakan Murai Batu (MB) untuk dijemur melebihi batas kemampuannya dalam menahan panas Matahari demi ambisi kita semata. Sebaiknya jika Murai Batu sudah terlihat mangap dan gelisah ketika dijemur, segera angkat dan di teduhkan untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.

• Pemberian kroto yang sudah basi

Untuk perawatan Murai Batu (MB), kroto memang menjadi menu wajib untuk mendongkrak performa Murai Batu dan agar lebih rajin berkicau. Kandungan protein yang tinggi pada kroto sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari Murai Batu.

Tapi perlu di ingat, kroto harus diberikan dalam kondisi masih segar (baru), karena jika kroto diberikan dalam kondisi yang sudah tidak segar (basi), di kuatirkan akan menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk gangguan tenggorokan (serak). Karena kroto yang sudah basi, kemungkinan besar mengandung bakteri yang dapat menyebabkan penyakit jika dikonsumsi Murai Batu (MB).

Ciri-ciri kroto yang sudah basi terlihat dari warnanya yang sudah agak kekuningan dan teksturnya tampak layu/lembek serta baunya tidak enak.

• Sirkulasi udara yang tidak bagus

Sirkulasi udara disekitar tempat Murai Batu (MB) digantang juga dapat mempengaruhi kualitas suaranya. Jika kita meletakkan Murai Batu (MB) pada ruangan yang pengap tanpa ventilasi udara yang memadai, hal itu dapat menimbulkan gangguan pada saluran pernafasan Murai Batu dan berpotensi menyebabkan suaranya menjadi serak.

Jadi sebaiknya, kandang Murai Batu (MB) ditempatkan diluar ruangan. Jika terpaksa harus ditempatkan didalam rumah, maka usahakan untuk ditaruh pada ruangan yang memiliki cukup ventilasi udara.

• Kondisi kandang yang kotor

Kondisi kandang yang kotor berpotensi besar menyebabkan Murai Batu (MB) terserang berbagai macam penyakit termasuk gangguan tenggorokan (serak). Hal itu bisa terjadi karena debu-debu dan kotoran yang menempel dan berserakan dikandang ketika tertiup angin dan terhirup oleh Murai Batu akan menimbulkan gangguan saluran pernafasan dan menyebabkan suaranya menjadi serak.

Selain itu, kotoran Murai Batu (MB) yang menumpuk didasar kandang, akan menghasilkan gas amoniak yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan Murai Batu terutama organ paru-parunya.

Karena itu, kebersihan kandang Murai Batu (MB) harus diperhatikan untuk mencegah Murai Batu terserang berbagai gangguan penyakit.

• Kondisi cuaca yang tidak menentu

Perubahan musim yang tidak menentu (pancaroba) sangat berpengaruh terdapat kondisi kesehatan Murai Batu (MB). Perubahan cuaca panas dan hujan yang tidak menentu menyebabkan Murai Batu rentan sekali terserang berbagai penyakit, terutama radang pernafasan, serak, pilek, bahkan bisa sampai terserang penyakit tetelo. 

Pada saat musim hujan, perawatan harian seperti mandi dan jemur sebaiknya tidak perlu dilakukan. Setiap harinya Murai Batu (MB) cukup dikerodong (full kerodong) saja agar tetap hangat dan hanya dikeluarkan pada saat cuaca sedang cerah dan ada sinar Matahari.

Voer juga harus sering diganti dengan yang baru, karena udara yang lembab pada musim hujan akan menyebabkan voer cepat berjamur.

Pada saat musim kemarau (panas), letakkan kandang Murai Batu (MB) ditempat yang sejuk yang tidak terkena sinar Matahari secara langsung. Perawatan harian seperti mandi dan jemur harus dilakukan untuk menjaga kondisi fisik Murai Batu (MB) agar selalu fit.

Infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan Murai Batu (MB)

Serak pada suara Murai Batu (MB) juga dapat disebabkan karena adanya infeksi pada saluran pernafasannya. Jika serak pada Murai Batu tersebut di akibatkan karena adanya infeksi pada saluran pernafasan, maka penyakit serak tersebut agak sulit untuk disembuhkan.

Infeksi pada saluran pernafasan Murai Batu (MB), tidak hanya membuat suaranya menjadi serak, penyakit tersebut juga dapat membuat Murai Batu macet bunyi jika sudah parah.

Gejala-gejala yang dapat dikenali jika Murai Batu (MB) mengalami infeksi pada saluran pernafasannya ditandai dengan adanya lendir yang sering keluar dari paruhnya. Suara kicauannya terdengar bindeng (tidak plong) dan serak, serta sering seperti tersedak/batuk ketika sedang berkicau.

Gejala fisiknya, Murai Batu (MB) biasanya akan terlihat gelisah dan sering menaik-turunkan ekornya, serta memegarkan kedua sayapnya.

Jika sudah demikian, sebaiknya burung yang terserang penyakit infeksi pernafasan tersebut harus dipisahkan/dijauhkan dari burung lainnya yang sehat karena penyakit tersebut bisa menular.

Untuk mencegah infeksi saluran pernafasan tersebut, kita harus memperhatikan kebersihan kandang dan perlengkapannya setiap hari agar Murai Batu (MB) terhindar dari kemungkinan terserang penyakit infeksi saluran pernafasan yang timbul dari kotoran-kotoran yang ada dikandangnya.

Baca juga:

Cara ampuh membuat Murai Batu (MB) ngeplong dan gacor

Tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan

Tips merawat beberapa ekor Murai Baru (MB) dalam satu rumah

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Demikian sedikit informasi tentang faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)

Tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan

Order Detail

Semua penggemar Murai Batu (MB) pasti tidak menginginkan Murai Batu miliknya bersuara monoton (ngeban) dan tidak ada variasi isian yang dikeluarkan.

Padahal, variasi kicauan/materi lagu juga menjadi salah satu unsur penting ketika Murai Batu (MB) dilombakan. Materi lagu menjadi salah satu kriteria penilaian juri untuk menentukan Murai Batu mana yang layak untuk menjadi juara.

Ada beberapa penyebab kenapa Murai Batu (MB) bersuara ngeban/monoton ketika dilombakan, antara lain:

• Kurangnya pemasteran yang menyebabkan Murai Batu (MB) tidak banyak memiliki materi isian, sehingga ketika dilombakan Murai Batu kehabisan materi. Jadi, pemasteran wajib dilakukan untuk Murai Batu lomba untuk memperkaya materi lagunya, karena percuma tampil ngotot bongkar isian tapi tidak banyak variasi yang dimiliknya.

• Mental Murai Batu (MB) yang belum siap untuk dibawa ke arena lomba, sehingga Murai Batu tidak memiliki keberanian untuk tampil menyerang dan bongkar isian. Yang terjadi, Murai Batu hanya akan bertahan saja dengan suara monoton (ngeban).

Kadang kita sering memaksakan Murai Batu (MB) untuk mencoba keberuntungan di arena lomba walaupun dari segi mental dan materi lagunya masih perlu banyak di latih. Maka yang terjadi, jangankan menjadi juara, justru efek negatif yang akan terjadi pada Murai Batu tersebut.

Tapi bukan berarti Murai Batu (MB) yang bersuara monoton (ngeban), tidak memiliki potensi untuk menjadi juara. Dengan perawatan yang tepat, Murai Batu (MB) yang tadinya bersuara monoton (ngeban) juga dapat tampil ngotot bongkar isian, dan bahkan juga bisa berprestasi.

Berikut ini adalah perawatan harian dan lomba agar Murai Batu (MB) bisa tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan.

Perawatan harian untuk Murai Batu (MB) agar bongkar isian:

• Embunkan Murai Batu (MB) mulai jam 05.00 pagi. Berikan jangkrik 5 ekor (potong semua kaki-kakinya).

• Jam 07.00 masukkan Murai Batu (MB) kedalam kandang umbaran untuk berolah raga sekalian dijemur.

• Pada saat dijemur dikandang umbaran, sebaiknya voer dan air minumnya tidak diberikan agar Murai Batu (MB) memiliki ketahanan fisik yang bagus terhadap rasa lapar dan haus, serta untuk membiasakannya tidak makan dan minum ketika digantang.

• Jam 10.00 Murai Batu (MB) dikeluarkan dari kandang umbaran dan masukkan kembali kedalam kandang harian untuk di angin-anginkan selama 30 menit.

• Setelah di angin-anginkan, mandikan Murai Batu (MB) di bak keramba, dan biarkan mandi sampai puas.

• Setelah selesai mandi, angin-anginkan lagi untuk mengeringkan bulu-bulunya.

• Berikan Kroto segar yang sudah dibersihkan dari semut-semutnya dengan porsi dua sendok makan.

• Jam 11.00-16.00 Murai Batu (MB) dikerodong dan letakkan di tempat yang tenang bersama dengan burung-burung masteran seperti Cililin, Cucak jenggot, Kapas tembak, Kenari, Lovebird, dan lainnya untuk memperkaya materi isiannya. Bisa juga dimaster dengan menggunakan suara dari Mp3 player.

• Jam 16.00 kembali buka kerodong untuk di angin-anginkan, dan berikan jangkrik sebanyak 5 ekor.

• Jam 17.30 Murai Batu (MB) kembali dikerodong untuk istirahat sampai pagi.

Perawatan Murai Batu (MB) menjelang lomba:

• Mulai H-3 menjelang lomba, porsi jangkrik diberikan sekenyangnya (tanpa batas).

• Berikan vitamin khusus burung kicau yang diteteskan pada air minumnya sesuai dengan takaran yang ada pada kemasannya setelah Murai Batu (MB) selesai dijemur.

• Pada H-2 Murai Batu (MB) sudah tidak dijemur di kandang umbaran lagi. Penjemuran dilakukan di kandang harian.

• Pada H-1 Murai Batu (MB) dipindahkan ke dalam kandang lomba kemudian dikerodong (full kerodong).

• Tempatkan Murai Batu (MB) ditempat yang tenang dan jangan sampai mendengar suara Murai Batu (MB) lain agar tidak terpancing untuk bertarung.

• Pemberian porsi jangkrik masih sama dengan H-2, tetap diberikan sekenyangnya (tanpa batas).

• Pada Hari H lomba, pagi harinya berikan jangkrik sebanyak 5 ekor lalu dimandikan di bak keramba sebelum berangkat ke lapangan.

• Setelah selesai mandi, Murai Batu (MB) di angin-anginkan dan dijemur sebentar sambil diberikan kroto segar dengan porsi sama dengan porsi hariannya.

• Sesampainya dilapangan, berikan Murai Batu (MB) jangkrik sebanyak 5 ekor lagi dan ditambah dengan ulat bambu (cilung) dengan porsi 1 ekor, atau bisa juga diberikan ulat daun pisang yang sudah dibersihkan dari serbuk-serbuk putihnya sebanyak 1 ekor.

• Berikan vitamin penggacor burung yang diteteskan pada air minumnya dengan takaran sesuai yang tertera pada kemasannya.

Baca juga:

Tips merawat beberapa ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah

Cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan

Silsilah Murai Batu (MB) Balak dan keistimewaannya

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Demikian sedikit informasi tentang tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan. Untuk informasi lain seputar Murai Batu, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)

Tips merawat beberapa ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah

Order Detail

Murai Batu (MB) adalah burung tipe fighter/petarung yang sangat agresif dan mudah emosi serta tidak memiliki toleransi terhadap keberadaan Murai Batu lain disekitarnya.

Jika Murai Batu (MB) melihat keberadaan burung sejenis disekitarnya, pasti akan langsung bereaksi dengan berkicau untuk mengusir keberadaan Murai Batu lain yang memasuki wilayah teritorialnya tersebut sebelum melakukan pertarungan secara fisik.

Karena itu, jika kita memelihara lebih dari satu ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak timbul masalah pada Murai Batu yang kita rawat tersebut.

Yang harus kita perhatikan bukan hanya pada perawatan hariannya saja seperti pemberian pakan, mandi, jemur, umbaran, dan pemasteran.

Faktor-faktor lainnya juga dapat mempengaruhi performa dari Murai Batu (MB) tanpa kita sadari, terutama untuk Murai Batu yang dipelihara bersama dengan Murai Batu lainnya dalam satu rumah, karena jika salah dalam penempatannya maka akan berakibat pada rusaknya mental fighter dari Murai Batu tersebut.

Jika kita memutuskan untuk memelihara Murai Batu (MB) lebih dari satu ekor yang dirawat serumah, maka ada hal-hal penting yang harus dijaga untuk menghindari dampak buruk yang akan ditimbulkan. Misalnya, jangan pernah menempatkan Murai Batu yang masih berusia muda (trotol) berdampingan dengan Murai Batu yang sudah dewasa, karena hal itu dapat menyebabkan stress dan rusaknya mental dari Murai Batu muda (trotol) tersebut, karena setiap hari merasa selalu tertekan/terintimidasi dengan keberadaan Murai Batu dewasa didekatnya.

Selain itu, apabila Murai Batu (MB) muda (trotol) tersebut sedang dalam masa mabung/ngurak, maka kemungkinan besar proses mabungnya tidak akan berjalan dengan sempurna karena selalu tertekan dan tidak bisa beristirahat dengan tenang.

Masalah penempatan kandang tersebut mungkin terkesan sepele, tapi tanpa kita sadari pengaruhnya begitu besar pada perkembangan mental dari MB-MB yang kita rawat.

Karena Murai Batu (MB) adalah jenis burung fighter/petarung yang sangat agresif dan mudah terpancing emosinya jika melihat keberadaan Murai Batu lain disekitarnya, tentu perlakuannya juga berbeda dengan jika kita memelihara burung kicau jenis lain yang non fighter.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan jika kita memelihara Murai Batu (MB) lebih dari satu dalam satu rumah:

Wajib dikerodong

Penggunaan kerodong sangat penting untuk meminimalisir interaksi antar Murai Batu (MB) peliharaan kita dan mencegah timbulnya pertarungan beradu suara antara sesama Murai Batu milik kita yang hanya akan menguras energi/staminanya.

Murai Batu (MB) adalah jenis burung fighter/petarung yang sangat agresif dan mudah tersulut emosinya jika bertemu dengan Murai Batu lainnya. Maka dari itu, wajib untuk mengatur posisi penempatannya untuk menghindari pertarungan antara sesama Murai Batu peliharaan kita yang hanya akan membuang-buang tenaga sebelum dilombakan.

Lebih fatal lagi, karena hal itu bisa menyebabkan salah satu dari MB-MB tersebut mengalami down mental karena tidak kuat menghadapi intimidasi/tekanan dari Murai Batu lainnya yang lebih dominan.

Penempatan

Demikian juga ketika kita melakukan perawatan harian seperti mandi dan jemur, karena pada saat melakukan perawatan harian tersebut, tentunya Murai Batu (MB) dalam keadaan terbuka (tidak dikerodong).

Karena itu, sebisa mungkin kita harus menjauhkan jarak antara Murai Batu (MB) yang satu dengan Murai Batu yang lain agar tidak terjadi pertarungan antara sesama Murai Batu milik kita. Kalau tempatnya tidak memungkinkan, lakukan perawatan secara bergantian khususnya untuk proses pemandian.

Untuk penjemuran bisa ditempatkan berjauhan, misalnya satu didepan rumah dan yang lainnya dibelakang rumah. Tapi kalau tempatnya tidak memungkinkan, cukup diberikan jarak beberapa meter dengan diberikan sekat agar tidak saling melihat.

Jika kita menempatkan Murai Batu (MB) yang satu dengan Murai Batu lainnya dengan jarak yang dekat tanpa pembatas, pada saat dijemur atau pada saat digantang diteras/halaman rumah, hal itu akan menciptakan suasana yang tidak nyaman bagi MB-MB tersebut, karena setiap hari berdampingan dengan burung sejenis yang sejatinya adalah musuhnya.

Murai Batu (MB) akan sulit medapatkan ketenangan karena nyaris tidak pernah bisa beristirahat dengan tenang. Lama-kelamaan Murai Batu tersebut akan merasa terbiasa dengan keberadaan Murai Batu lain didekatnya dan tidak akan bersikap agresif lagi.

Akibatnya, Murai Batu (MB) tersebut tidak akan tampil ngotot lagi ketika dilombakan, karena pada saat dirumah sudah terbiasa melihat dan berdampingan dengan sesama Murai Batu yang sudah tidak di anggap sebagai musuh lagi, karena tidak di anggap sebagai ancaman lagi.

Karena itulah, sebisa mungkin tempatkan kandang Murai Batu (MB) pada ruangan yang berbeda dan jaraknya jangan berdekatan. Dan kalau tempatnya tidak memungkinkan, maka pengerodongan sangat diperlukan untuk meminimalisir interaksi antar Murai Batu, kalau perlu dikerodong dobel agar MB-MB tersebut tidak bunyi dan saling menyerang.

Baca juga:

Cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan

Perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Cara mengobati kebotakan pada burung dengan bawang putih dan lidah buaya

Demikian sedikit informasi tentang tips merawat beberapa ekor Murai Batu (MB) dalam satu rumah. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB) dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Penjemuran beberapa ekor Murai Batu (MB)

Cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan

Order Detail

Memiliki burung kicauan sekelas Murai Batu (MB) tentu ada kebanggaan tersendiri. Tapi jika Murai Batu yang kita pelihara tersebut masih terlalu giras dan glabrakan ketika didekati, tentu akan merepotkan dalam perawatan sehari-harinya.

Apalagi jika Murai Batu (MB) yang kita rawat tersebut sampai luka-luka dan berdarah serta menyebabkan bulu ekornya yang panjang menjadi rusak atau patah karena menabrak jeruji kandang ketika kita angkat kandangnya, atau ketika kita akan melakukan rutinitas perawatan harian seperti membersihkan kandang, memandikan, dan memberi pakan serta minumnya. Hal itu tentunya membuat Murai Batu tersebut mejadi tidak enak dipandang.

Selain itu, Murai Batu (MB) yang terlalu giras juga pasti kurang rajin berkicau, karena Murai Batu yang terlalu giras hanya berani berkicau ketika tidak ada orang disekitarnya atau pada saat suasana disekitar kandangnya sepi.

Karena itu, agar lebih mudah dalam perawatan sehari-harinya, serta lebih rajin bunyi walaupun ada orang disekitarnya, maka Murai Batu harus dijinakkan terlebih dulu, minimal jinak lalat.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menjinakkan Murai Batu (MB) yang terlalu giras dan glabrakan:

• Gantung kandang Murai Batu (MB) ditempat yang ramai atau dipinggir jalan yang sering dilalui orang dan juga banyak lalu-lalang kendaraan. Tujuannya agar Murai Batu tersebut lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan Manusia dan tidak takut lagi dengan keramaian.

Awalnya Murai Batu (MB) memang akan glabrakan tidak karuan karena ketakutan dan bahkan bisa sampai luka-luka karena karena menabrak jeruji kandang. Tapi tidak perlu kuatir, biarkan saja karena hal itu hanya akan berlangsung selama beberapa hari saja, karena setelah lewat satu minggu Murai Batu akan menjadi lebih tenang dan tidak glabrakan lagi ketika ada orang yang lewat didekat kandangnya, walaupun masih ketakutan kalau di angkat kandangnya.

• Biasakan untuk memandikan Murai Batu (MB) didalam keramba, kalau burung tidak mau mandi setelah masuk keramba, bisa disemprot menggunakan sprayer sampai basah kuyup. Ingat, proses pemandian harus sampai basah kuyup. Karena pada saat basah kuyup, Murai Batu akan menjadi lebih tenang karena kedinginan, dan pada saat itulah Murai Batu juga akan merasa lapar karena membutuhkan banyak kalori untuk menghangatkan tubuhnya.

Kesempatan ini kita gunakan untuk memberikan jangkrik pada Murai Batu (MB) langsung dari tangan kita. Lakukan cara ini setiap hari agar burung merasa tergantung pada kita dan mengenal kita sebagai perawatnya.

• Pada malam hari Murai Batu (MB) tidak perlu dikerodong, tapi jangan digantung didekat lampu untuk mencegah kemungkinan burung memakan serangga beracun yang biasa mengerubungi lampu dimalam hari.

Tempatkan Murai Batu (MB) yang giras tersebut diruangan yang sering digunakan untuk beraktifitas keluarga kita, seperti diruang tamu atau diruang keluarga yang sering kita gunakan untuk berkumpul atau menonton TV agar Murai Batu yang giras tersebut terbiasa dengan keberadaan Manusia disekitarnya.

• Biasakan untuk selalu memberikan jangkrik pada saat kita lewat didekat kandangnya. Dengan begitu, lama-kelamaan Murai Batu (MB) tersebut akan tergantung kepada kita untuk meminta makanan, dan ketika kita lewat didekatnya, Murai Batu tersebut tidak akan takut lagi kepada kita tapi justru akan mengejar kita untuk meminta makan.

• Murai Batu (MB) yang masih terlalu giras dan glabrakan, tidak perlu dikerodong pada siang dan malam hari, dan juga tidak perlu di umbar karena akan membuat Murai Batu semakin giras. Ablak saja setiap harinya ditempat yang ramai agar lebih cepat mapan dan cepat beradaptasi dengan lingkungannya.

Baca juga:

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung

Ciri-ciri fisik Cucak Ijo (CI) asli Banyuwangi

Manfaat terapi sauna untuk mendongkrak mental fighter Cendet/Pentet

Demikian sedikit informasi tentang cara menjinakkan Murai Batu (MB) yang giras dan glabrakan. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB) bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)

Perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung

Order Detail

Perawatan untuk Murai Batu (MB) lapangan jelas berbeda dengan perawatan Murai Batu rumahan. Pasalnya, Murai Batu lapangan dituntut harus memiliki stamina dan mental yang tangguh agar bisa bertanding dengan Murai-Murai terbaik lainnya di arena lomba.

Agar jiwa petarungnya menjadi semakin kuat, maka Murai Batu (MB) wajib diberikan perawatan yang terbaik, dan perawatan khusus tersebut kadang bisa dikatakan ekstrim jika dibandingkan dengan perawatan Murai Batu rumahan.

Perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung tersebut harus dilakukan secara detail dan konsisten, antara lain:

• Pengembunan
• Mandi
• Jemur
• Pakan dan Ekstra fooding (EF)
• Pengerodongan
• Umbaran
• Untulan
• Pemasteran

Semua tahapan perawatan tersebut harus dilakukan secara konsisten agar Murai Batu (MB) menjadi semakin tangguh dan bringas ketika bertarung digantangan tanpa menunjukkan perilaku negatif seperti Ngelowo/Ngebatman, Ngetem, Ngeruji, dan perilaku-perilaku nakal lainnya ketika dilapangan.

Berikut ini adalah tahapan perawatan ekstrim khusus untuk Murai Batu (MB) petarung/fighter tinggi:

• Pengembunan

Lakukan pengembunan setiap pagi kalau kondisi cuaca cerah agar Murai Batu (MB) bisa menghirup udara segar pagi hari dan menikmati suasana pagi hari yang merupakan suasan favorit bagi burung-burung di alam bebas untuk berkicau. Selain itu, udara segar pagi hari juga dapat membuat emosi Murai Batu menjadi lebih stabil.

• Mandi

Mandikan Murai Batu (MB) setiap hari ketika Matahari sudah mulai bersinar. Mandi akan membuat Murai Batu merasa segar dan nyaman sehingga secara naluri akan menjadi lebih rajin berkicau untuk menarik perhatian lawan jenisnya, selain itu mandi juga bermanfaat untuk meredam emosi Murai Batu yang terlalu tinggi.

Dan jika emosi Murai Batu (MB) terlalu over dan menjadi galak/agresif, maka bisa dimandikan 2x dalam sehari untuk mendinginkan suhu tubuhnya, sehingga emosinya menjadi lebih stabil.

• Jemur

Penjemuran sangat bermanfaat untuk Murai Batu (MB), selain untuk menjaga kesehatan burung, penjemuran juga bermanfaat untuk melatih stamina dan nafas Murai Batu agar lebih tahan banting ketika bertanding dilapangan.

Jemur Murai Batu (MB) sampai terlihat mangap dan gelisah. Pada saat dijemur, pakan dan air minumnya sebaiknya di ambil untuk melatih ketahanan fisik dari Murai Batu terhadap cuaca panas dan rasa lapar. Selain itu juga agar lendir-lendir ditenggorokan Murai Batu bisa keluar.

• Pakan dan Ekstra fooding (EF)

Untuk settingan harian berikan full Ekstra fooding (EF) atau pakan alami agar hampir sama dengan kehidupan dihabitat aslinya, tapi pilih jenis Ekstra fooding (EF) yang mengandung protein tinggi tapi yang tidak berpotensi menaikkan suhu tubuh Murai Batu (MB) yang terlalu drastis.

Berikan pakan alami seperti jangkrik alam, belalang, ulat daun pisang dan kroto dalam jumlah yang cukup agar Murai Batu (MB) tidak perlu lagi mengkonsumsi voer.

Tapi agar lebih mudah dan tidak repot, berikan saja jangkrik alam sekenyangnya untuk settingan hariannya, dan juga kroto segar yang bisa diberikan 3x dalam seminggu untuk mendongkrak birahinya, sedangkan ulat daun pisang atau ulat bumbung bisa diberikan seminggu sekali untuk meredam emosinya karena pada tubuh kedua jenis ulat tersebut mengandung banyak air sehingga sifatnya mendinginkan.

Voer bisa tetap disediakan dalam cepuk hanya untuk antisipasi kalau Murai Batu (MB) masih merasa lapar, karena biasanya kalau Murai Batu diberikan pakan full Ekstra fooding (EF) setiap harinya, maka tidak akan mau mengkonsumsi voer lagi.

Pilih voer dengan kandungan protein yang tinggi dan usahakan untuk menggunakan voer dengan warna yang netral dan tidak mencolok. Karena voer dengan warna cerah/mencolok, kemungkinan besar menggunakan pewarna kimia yang akan berakibat negatif jika dikonsumsi Murai Batu (MB) dalam jangka panjang.

• Pengerodongan

Agar karakter fighternya tetap terjaga, maka Murai Batu (MB) harus banyak dikerodong setiap harinya (full kerodong) untuk menjaga suhu tubuh dan emosinya agar tetap berada pada level yang ideal.

Selain bermanfaat untuk menjaga mental fighter dan emosi Murai Batu (MB), Pengerodongan juga bertujuan agar Murai Batu lebih banyak istirahat untuk menyimpan tenaga dan tidak membuang-buang tenaga untuk berkicau dirumah.

Dari segi keamanan, kerodong juga berfungsi untuk melindungi Murai Batu (MB) dari cuaca dingin dan agar tidak memakan serangga-serangga beracun yang sering mengerubungi lampu pada malam hari.

• Umbaran

Umbar Murai Batu (MB) seminggu 3x untuk melatih otot-otot tubuhnya agar lebih kuat dan juga agar staminanya semakin prima. Umbaran juga bermanfaat untuk mengurangi stres pada Murai Batu karena setiap hari terkurung didalam kandang yang sempit yang ditutup kerodong.

Terapi umbaran juga dapat menurunkan emosi dan birahi Murai Batu (MB) yang terlalu berlebihan. Tapi ketika akan dilombakan, stop Pengumbaran pada H-4 sebelum lomba, setiap hari full kerodong setelah dilakukan perawatan harian seperti Pengembunan, Mandi dan Jemur.

• Untulan

Pada saat di umbar, masukkan burung-burung kecil sebagai untulan agar Murai Batu (MB) mengejar dan menghajar burung untulan tersebut untuk melampiaskan emosinya. Terapi ini memang tergolong ekstrim dan sadis, tapi sangat efektif untuk mendongkrak mental fighter dari Murai Batu.

Dengan diberikan burung untulan untuk dihajar, maka Murai Batu (MB) akan menjadi petarung sejati yang bringas karena merasa lebih dominan dan selalu menang dari burung-burung lainnya.

• Pemasteran

Murai Batu (MB) lapangan harus memiliki materi isian yang akan terdengar dominan ketika digantangan. Maka dari itu, Murai Batu lapangan wajib di master dengan burung-burung masteran seperti Cililin, Cucak jenggot, Kenari, Kapas tembak, Lovebird, Ciblek dan lainnya agar suaranya terdengar paling dominan ketika dilombakan.

Karena jika Murai Batu (MB) memiliki materi lagu yang mewah dan melimpah, maka akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi Murai Batu tersebut. Selain itu, Murai Batu juga akan merasa semakin percaya diri ketika membawakan lagu-lagunya.

Baca juga:

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Mengenal kelebihan Murai Batu ekor hitam (Black tail)

Manfaat terapi sauna untuk mendongkrak mental fighter Cendet/Pentet

Penanganan yang tepat untuk Cucak Ijo (CI) macet bunyi

Demikian sedikit informasi tentang perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) petarung. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB) bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)

Ciri-ciri Murai Batu (MB) asli Bahorok

Order Detail

Murai Batu (MB) Bahorok dikenal memiliki mental yang paling kuat diantara Murai Batu jenis lainnya. Menurut pengamatan dari para pemain Murai Batu, disinyalir Murai Batu dikawasan Taman Nasional Gunung Leuser sudah terbiasa bertemu dan berinteraksi dengan binatang-binatang yang memiliki bentuk fisik mirip Manusia, seperti Orang Utan yang menjadikan mentalnya menjadi terlatih dan mungkin ketika bertemu dengan Manusia, Murai Batu Bahorok sudah tidak merasa asing lagi.

Apakah mental baja Murai Batu Pasaman, Murai Batu Aceh dan Murai Batu Borneo juga terbentuk dari kondisi dan kebiasaan yang sama..?? Hal itu belum bisa dibuktikan secara pasti karena belum ada penelitian khusus mengenai hal itu.

Murai Batu Bahorok sering disebut sebagai Murai Batu Medan Super, hal itu dikarenakan karakteristik fisik dari Murai Batu Bahorok yang sangat menawan dan enak dilihat dari segala sisi. 

Secara umum, ciri-ciri Murai Batu (MB) Bahorok, antara lain:

• Memiliki penampilan yang sangar dan terkesan bringas dengan bentuk kepala papak/ceper dan besar namun proporsional yang ditunjang dengan leher jenjang dan besar. Namun ada juga beberapa individu Murai Batu Bahorok yang memiliki bentuk kepala bulat.

• Mata besar melotot dengan sorot tajam seolah mengintimidasi.

• Postur tubuh besar dan panjang dengan dada yang lebar dan bidang sehingga terkesan kekar dan atletis.

• Ekor panjang dengan ukuran minimal 17 cm dengan bulu yang tebal serta daun ekor lebar. Secara umum bentuk ekornya normal seperti Murai Batu lainnya, tapi pada wilayah tertentu ada yang bentuk ekornya melengkung kebawah dan di wilayah lainnya ada yang bentuknya melengkung keatas.

• Warna bulu leher dan punggung hitam mengkilap kebiruan (samber lilin) jika terkena sinar Matahari.

• Bulu dada sampai bagian perut berwarna dominan coklat gelap dan ada juga yang berwarna coklat terang.

• Warna kaki tidak ada ciri khusus, karena ada yang warna kakinya merah muda, ada yang merah gelap, ada yang semu kehitaman dan yang paling jarang adalah yang memiliki warna kaki hitam pekat.

Jadi jika dikatakan Murai Batu Bahorok identik berkaki hitam dan berekor lengkung itu juga tidak bisa dikatakan benar 100%. Jadi ciri-ciri fisik Murai Batu Bahorok di atas, merupakan informasi yang bisa dijadikan referensi umum tapi tidak bisa dijadikan standar atau patokan mutlak untuk semua individu Murai Batu Bahorok.

Murai Batu Bahorok rata-rata memiliki vokal yang besar (ngebass) dengan volume yang keras tapi enak didengar. Ini bisa kita perhatikan pada saat Murai Batu Bahorok mengeluarkan materi suara alamnya seperti suara tembakan air terjun yang panjang dan terkesan bergulung (ngeroll).

Kombinasi antara suara alam yang ngebass dengan suara-suara hutan yang nyaring melengking begitu indah dan haronis, ditambah dengan penampilan fisik yang begitu gagah dan elegant serta ditunjang dengan mental fighter yang tangguh, menjadikan Murai Batu Bahorok pantas menyandang predikat sebagai burung kicau terbaik di Indonesia.

Baca juga:

Silsilah Murai Batu (MB) Balak dan keistimewaannya

Mengenal kelebihan Murai Batu ekor hitam (Black tail)

Kelebihan dan kekurangan Murai Batu (MB) trotolan hutan dan trotolan dari penangkaran

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri Murai Batu (MB) asli Bahorok. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB) bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu Bahorok

Tips memilih Murai Batu Borneo yang prospek

Order Detail

Meskipun tidak sepopuler Murai Batu (MB) Sumatera, tetapi Murai Batu Borneo masih tetap memiliki penggemar fanatik yang cukup banyak. Selain harganya yang lebih murah dari Murai Batu Sumatera, secara kualitas sebetulnya Murai Batu Borneo juga tidak kalah bagus jika diberikan perawatan dengan tepat.

Agar Murai Batu Borneo bisa gacor dengan variasi lagu yang bagus dan memiliki mental fighter yang tangguh, harus mendapat perawatan dan pemasteran yang tepat dan konsisten.

Tapi satu hal yang paling penting yang harus diperhatikan sebelum kita merawat Murai Batu Borneo yaitu pemilihan bahan yang prospek agar nantinya bisa membanggakan.

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri Murai Batu (MB) Borneo yang prospek:

• Warna bulu

Pilihlah Murai Batu Borneo yang memiliki warna bulu dada coklat muda/coklat terang. Akan lebih baik lagi kalau bisa mendapatkan yang supak (warnanya agak keputihan tapi bukan blorok). Karena Murai Batu Borneo dengan warna-warna bulu dada tersebut rata-rata memiliki karakter fighter tinggi dengan durasi kerja ngedur.

• Warna kaki

Dari beberapa jenis warna kaki Murai Batu Borneo yang ada, sebaiknya pilih warna kaki yang coklat kehitaman (warna tanduk), hitam pekat dan coklat kemerahan. Jangan memilih yang warna kakinya putih kekuningan, karena mental dan daya tarungnya mengecewakan.

• Panjang ekor
Jika tujuannya adalah untuk mengikuti lomba, pilihlah Murai Batu Borneo dengan ekor yang agak pendek, sekitar 10-13 cm, agar kerjanya lebih maksimal.

• Bentuk kepala
Sebaiknya pilihlah Murai Batu Borneo dengan kepala papak/ceper karena biasanya Murai Batu dengan bentuk kepala seperti itu memiliki mental fighter yang tangguh.

• Mata
Pilihlah Murai Batu Borneo yang memiliki mata besar melotot dengan tatapan yang tajam seperti mengintimidasi.

• Paruh

Pilihlah Murai Batu Borneo yang memiliki paruh panjang dan tebal, dan yang bukaan paruhnya lebar pada saat berkicau. Karena biasanya Murai Batu dengan ciri paruh tersebut pada saat tarung akan mengeluarkan materi tembakan dengan full power.

• Leher
Pilihlah Murai Batu Borneo yang memiliki leher besar, karena biasanya Murai Batu dengan bentuk leher besar memiliki volume suara tembus.

Karakter suara Murai Batu Borneo

Menurut anggapan banyak orang, karakter suara Murai Batu Borneo cenderung ngebass dan monoton, sebetulnya hal itu tidak sepenuhnya benar, karena dengan perawatan yang tepat dan pemilihan suara masteran yang sesuai dengan karakternya serta proses pemasteran yang intensif, Murai Batu Borneo juga bisa memiliki materi lagu yang berkualitas.

Karena rata-rata Murai Batu Borneo memiliki tipe suara nembak, maka sebaiknya pilihlah suara masteran utama dengan suara-suara burung yang bertipe nembak seperti suara Cililin, suara Lovebird, suara Cucak jenggot, suara Kapas tembak dan lainnya sesuai selera kita.

Pola ekor Murai Batu Borneo

Pola ekor Murai Batu Borneo terdiri dari 6 pasang (12 helai) bulu, dengan 2 pasang bulu hitam (bulu utama) dan 4 pasang bulu putih (bulu penyangga).

Ada beberapa macam pola ekor Murai Batu Borneo, antara lain:
• Bulu ekor penyangga berwarna putih polos semua dengan sedikit semburat warna hitam pada bagian pangkal ekornya.

• Bulu ekor penyangga dengan warana putih polos 3 pasang dan sepasang (ekor putih terpanjang) berwarna separuh hitam dan separuh putih dengan pola membelah.

• Empat pasang bulu ekor penyangga berwarna putih dengan semburat warna hitam pada pangkal ekornya dan empat bulu ekor lainnya berwarna hitam semua.

Baca juga:

Tips perawatan Murai Batu Borneo/Kalimantan agar rajin bunyi

Mengenal jenis-jenis Murai Batu Borneo/Kalimantan

Perbedaan Murai Batu Lampung super dan Murai Batu Lampung semi

Silsilah Murai Batu (MB) Balak dan keistimewaannya

Demikian sedikit informasi tentang tips memilih Murai Batu Borneo yang prospek. Untuk informasi lain seputar Murai Batu bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu Borneo

Mengenal jenis-jenis Murai Batu Borneo/Kalimantan

Order Detail

Murai Batu Borneo/Kalimantan adalah salah satu jenis Murai Batu yang tersebar di wilayah Pulau Kalimantan.

Ciri-ciri Murai Batu Borneo yang paling mudah dikenali adalah pada gaya tarungnya yang khas, yaitu membusungkan dada dengan mengembangkan bulu dadanya (gembung), dengan kepala begerak ke atas dan ke bawah seperti mencangkul dengan tempo yang kadang cepat dan kadang lambat.

Murai Batu Borneo adalah sebutan Kicau Mania terhadap spesies Murai Batu yang berasal dari Pulau Kalimantan. Seperti halnya Murai Batu Sumatera, Murai Batu Borneo juga banyak jenisnya.

Secara umum yang sudah dikenal ada tiga jenis Murai Batu Borneo/Kalimantan, yaitu:

• Murai Batu Palangka
Murai Batu Palangka (Palangkaraya) sering juga disebut Murai Batu Kalimanta super karena memiliki ukuran ekor yang paling panjang dari Murai Batu Borneo jenis lainnya. Habitatnya tersebar di wilayah Kalimantan Tengah sampai Kalimantan Barat.

• Murai Batu Banjar
Murai Batu Banjar dapat ditemukan di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

• Murai Batu Mahkota (Kepala putih)
Murai Batu Mahkota (white crowned shama) tersebar dari Kalimantan Barat sampai Kalimantan bagian Utara (Perbatasan Malaysia).

Murai Batu Palangka

Secara fisik Murai Batu Palangka sangat identik dengan Murai Batu Lampung, dan secara umum Murai Batu Palangka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Ukuran tubuh sedang dengan bentuk tubuh yang agak memanjang.
• Panjang Ekor sekitar 15-18 cm.
• Warna bulu dada coklat hingga coklat tua.
• Warna Kaki ada yang hitam pekat, coklat kehitaman (warna tanduk), coklat kemerahan dan putih kekuningan.

Murai Batu Palangka memiliki gaya tarung seperti typical Murai Batu Borneo lainnya. Murai Batu Palangka juga akan mengembangkan bulu dadanya pada saat tarung, tetapi tidak seperti Murai Batu Banjar dan Murai Batu Mahkota yang akan mengembangkan seluruh bulu badannya secara total (gembung), Murai Batu Palangka hanya mengembangkan bulu dada bagian perut dan sedikit dibagian dada (semi gembung).

Murai Batu Banjar

Murai Batu Banjar adalah yang paling diminati oleh para pemain Murai Batu di Kalimantan untuk dilombakan, karena karakter fighternya yang sangat tinggi.

Seperti halnya Murai Batu Palangka, secara fisik Murai Batu Banjar juga banyak ragam jenisnya seperti warna bulu dada, warna kaki dan panjang ekor yang berbeda-beda antara satu habitat dengan habitat yang lain.

Secara umum perbedaan Murai Batu Banjar dengan Murai Batu Palangka adalah pada warna bulu dadanya yang cenderung lebih cerah dengan ekor yang lebih pendek dari Murai Batu Palangka.

Panjang ekor Murai Batu Banjar rata-rata hanya 10-13 cm dan ada juga Murai Batu Banjar dari daerah tertentu yang memiliki panjang ekor rata-rata 15 cm.

Secara umum, Murai Batu Banjar memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut:

• Ukuran tubuh kecil, sedang sampai besar.
• Panjang ekor sekitar 10-15 cm.
• Warna bulu dada coklat hingga coklat terang.
• Warna kaki hitam pekat, coklat kehitaman (warna tanduk), coklat kemerahan dan putih kekuningan.

Pada saat tarung Murai Batu Banjar akan mengebangkan semua bulu dada warna coklatnya sampai sebatas leher, sehingga terlihat bulat (gembung).

Murai Batu Mahkota (Kepala putih)

Murai Batu Mahkota/Kepala Putih/Murai haji yang habitatnya ada disekitar wilayah Kalimantan Barat sampai Kalimantan Utara (Perbatasan Malaysia) ini sebenarnya secara fisik sangat mirip dengan Murai Batu Banjar. Hanya ada satu ciri yang membedakannya dari Murai Batu Banjar yaitu adanya warna putih pada bagian atas kepalanya.

Tapi secara keseluruhan, Murai Batu Mahkota identik dengan Murai Batu Banjar, baik postur tubuh, warna dada, gaya tarung sampai karakter fighternya yang tinggi.

Secara umum, Murai Batu Mahkota memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Ukuran tubuh kecil sampai sedang.
• Panjang ekor  sekitar 10-13 cm.
• Warna bulu dada coklat sampai coklat terang.
• Warna kaki ada yang hitam pekat, coklat kehitaman (warna tanduk) dan coklat kemerahan.

Seperti halnya Murai Batu Banjar, pada saat tarung Murai Batu Mahkota juga akan mengebangkan semua bulu dada warna coklatnya sampai sebatas leher sehingga terlihat bulat (gembung).

Baca juga:

Perbedaan Murai Batu Lampung super dan Murai Batu Lampung semi

Silsilah Murai Batu (MB) balak dan keistimewaannya

Ciri-ciri Murai Batu (MB) Lampung yang asli

Settingan harian untuk Murai Batu (MB) agar cepat gacor

Demikian sedikit informasi tentang mengenal jenis-jenis Murai Batu Borneo/Kalimantan. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB) bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

MB Palangka, MB Mahkota dan MB Banjar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kumpulan panduan dan inspirasi Kicau Mania - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger