Latest Products
Tampilkan postingan dengan label UMUM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label UMUM. Tampilkan semua postingan

Syarat mutlak agar burung layak menjadi juara

Order Detail

Untuk dapat mengorbitkan seekor burung agar menjadi juara, syaratnya tidak hanya harus gacor dan bisa nampil saja ketika dilombakan. Tapi untuk bisa juara, burung harus memiliki kualitas yang bagus dari segala aspek yang telah ditentukan dalam kriteria penilaian lomba burung kicau.

Dalam penyelenggaraan lomba burung kicau, ada beberapa kriteria dasar penilaian yang sudah menjadi pakem dan kesepakatan bersama, yaitu:

Irama lagu

Irama lagu adalah point penilaian yang utama dalam lomba burung kicau. Irama lagu merupakan suatu rangkaian suara kicauan dari seekor burung yang memiliki alunan nada dengan tempo ketukan yang dibawakan secara teratur dan serasi.

Irama lagu meliputi rangkaian kombinasi naik turunnya nada, kombinasi panjang pendeknya lagu, dan kombinasi speed antara satu lagu dengan lagu lainnya yang dirangkai serta dibawakan secara harmonis sehingga menjadi satu rangkaian lagu yang terdengar merdu dan tidak berantakan.

Irama lagu yang baik adalah yang memiliki kombinasi lengkap, yaitu: bervariasi, tanpa jeda, memiliki tonjolan (tembakan), permainan speed dan ritme lagu yang ideal, spasi nada, materi lagu yang variatif, tidak terpotong-potong dan tidak diulang-ulang.

Irama lagu yang baik harus membentuk keserasian dari seluruh materi lagu yang dimiliki oleh seekor burung. Disamping itu, burung harus rajin melantunkan irama-irama lagu yang masuk kriteria penilain juri sewaktu lomba berlangsung, yaitu suara-suara tonjolan yang terdengar lebih dominan dari suara burung-burung lainnya sehingga lebih mudah terpantau.

Volume

Volume meliputi tebal tipisnya suara, yaitu kenceng, sedang, dan kecil. Burung tidak hanya bersuara keras/kenceng saja, tapi lebih menitik beratkan pada kualitas suara burung. Bukan volume suara yang paling keraslah yang dinilai paling baik, tapi harus ada unsur-unsur lainnya seperti kemerduan suara. 

Kualitas volume suara burung yang baik adalah suara burung yang empuk (enak didengar) dan tidak cempreng, suaranya juga harus jernih (kristal), tidak parau dan bersuara nyaring (lantang/tembus).

Fisik

Untuk penilaian Fisik dapat dilakukan dengan penglihatan secara langsung. Yaitu burung harus sehat, tidak memiliki cacat fisik, warna bulu bagus dan sempurna (bulu tidak kusam dan tidak rusak), dan hal-hal lainnya yang terlihat.

Gaya main

Untuk penilaian gaya main sangat dinamis karena tergantung dari gaya dan karakter yang menjadi ciri khas dari masing-masing jenis burung. Tapi intinya, burung harus bunyi (berkicau) stabil di atas tangkringan dan tampil menarik sewaktu berkicau, tidak berperilaku nakal seperti ngeruji, ngelantai, salto dan lainnya yang dapat mengurangi point penilaian dari juri lomba.

Jadi kesimpulannya, lomba burung kicau adalah lomba adu suara kicauan burung, atau bisa di artikan juga lomba seni suara burung, dan tentunya yang harus menjadi point penilaian utama adalah kualitas kicauannya (irama lagu) burung, bukan gaya main burung, bukan kandang burung yang mewah dan mahal, dan bukan siapa pemilik dari burung tersebut. 

Jadi, hal terpenting yang harus kita perhatikan untuk mencetak burung agar bisa berprestasi di arena lomba adalah kualitas suara kicauannya. Walaupun aspek-aspek lainnya juga tidak kalah penting, karena masing-masing saling memiliki keterkaitan satu dengan lainnya agar burung menjadi yang terbaik dan layak menjadi juara.

Kualitas irama lagu dan materi lagu yang bagus dari seekor burung, tidak bisa muncul tiba-tiba dengan sendirinya, tapi harus melalui proses panjang dari mulai perawatan harian sampai pada pemasteran yang tepat dan konsisten.

Baca juga:

Kriteria penilaian lomba pada beberapa jenis burung kicau

Penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba

Penyebab Cucak Ijo (CI) lambat panas dan cara mengatasinya

Cara membentuk Kacer agar lebih fighter, gacor dan buka ekor

Demikian sedikit informasi tentang syarat mutlak agar burung layak menjadi juara. Untuk informasi lain seputar burung kicau, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Lomba burung kicau

Kriteria penilaian lomba pada beberapa jenis burung kicau

Order Detail

Dalam setiap penyelenggaraan lomba burung kicau, ada beberapa sistem penjurian yang dipakai dalam lomba, baik itu kelas Latber, Latpres dan kelas Nasional.

Pada penyelenggaraan lomba burung kicau, sering kita lihat team juri saling berkomunikasi pada saat lomba sedang berlangsung. Hal itu di namakan sistem penilaian independent.

Setelah berdiskusi, nantinya para juri akan mengusulkan atau mencalonkan beberapa nominasi pemenang dan akan diambil suara terbanyak. Waktu yang tersedia adalah 15 menit untuk menentukan pemenang lomba pada setiap sesinya.

Waktu 15 menit dalam satu sesi tersebut dibagi menjadi 3 putaran, yaitu:

• Putaran pertama, juri akan memantau variasi lagu dan gaya main burung.

• Putaran kedua, juri akan memilih burung-burung yang layak masuk nominasi.

• Putaran ketiga, juri mengambil keputusan untuk menentukan burung yang menjadi juara, atau yang koncer A, B, dan C.

Dan ketika ada burung yang memiliki nilai sama, maka akan dilakukan tos (ambil koin). Kriteria burung yang masuk dalam kriteria juara adalah yang memiliki durasi kerja minimal 80%. Dan jika saat lomba berlangsung durasi kerja burung tidak ada yang bisa mencapai 80 %, maka akan dicari yang memiliki durasi kerja minimal 65 % dan paling tinggi dibandingkan dengan burung yang lain.

Kemudian performa burung, burung harus anteng (nagen) di tangkringan, dan memiliki power suara yang bagus, materi lagu dan juga gaya main sangat menentukan perolehan point dalam penilaian sesuai dengan kriteria dari jenis burung yang dilombakan.

Tapi sering kita lihat pada event-event lomba burung kicau, ada burung dengan kualitas standart atau biasa-biasa saja tapi bisa menjadi juara. Hal itu bisa dikarenakan burung-burung peserta lomba lainnya tidak ada yang kerja lebih bagus dari burung yang menjadi juara tersebut, atau performanya tidak ada yang memenuhi kriteria penilaian lomba, sehingga akan diambil yang paling bagus di antara yang lain walaupun sebetulnya burung yang juara tersebut performanya kurang memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

Burung yang pernah menjuarai lomba juga belum tentu adalah burung yang benar-benar berkualitas. Kembali lagi kita lihat perbandingan dengan burung-burung lainnya yang menjadi lawannya digantangan, dan begitu juga sebaliknya, burung yang gagal jadi juara bukan berarti burung tersebut tidak berkualitas. Bisa saja sewaktu gagal menjadi juara, saat itu burung sedang kurang kondisi atau ada faktor-faktor lain yang menyebabkan burung tersebut tidak juara.

Sebagai penghobi burung kicau dan suka mengikuti lomba, kadang kita tidak tahu bagaimana dan seperti apa performa burung yang memenuhi kriteria penilaian dalam lomba burung kicau dan layak menjadi juara.

Dan juga bagaimana tahapan-tahapan penilaian juri lomba. Maka tidak jarang kita melihat di event-even lomba burung kicau sering terjadi kerusuhan yang mungkin disebabkan oleh perbedaan persepsi mengenai pakem penilaian lomba yang berbeda antara juri dengan peserta. Bahkan sesama peserta lomba juga terkadang saling berdebat dan saling mengklaim burung yang mestinya layak menjadi juara.

Burung-burung yang akan menjadi peserta pada ajang lomba burung kicau harus memiliki kriteria yang telah ditentukan, sehingga layak untuk menjadi peserta dan dapat menjadi juara pilihan team juri jika memang burung tersebut memiliki performa yang bagus dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh EO penyelenggara.

Berikut ini adalah kriteria penilaian lomba untuk beberapa jenis burung, antara lain:

Kriteria penilaian lomba untuk Cendet/Pentet:

• Durasi kerja/bunyi maksimal dengan gaya main angka satu anteng/nagen dan full power.

• Suara tembus dengan lagu roll speed dengan tonjolan tembakan-tembakan kasar seperti tembakan Cililin, Lovebird, Gereja tarung, Belalang kecek, Kenari, dan lainnya.

Faktor-faktor yang dapat mengurangi point penilaian untuk Cendet/Pentet:

• Perilaku nakal seperti salto.
• Turun kedasar sangkar (ngelantai).
• Bunyi dengan posisi badan membungkuk.
• Memiliki cacat fisik.

Tapi tidak menutup kemungkinan Cendet/Pentet yang berperilaku salto atau turun ke dasar sangkar (tidak lebih dari 3 kali), masih memiliki kemungkinan untuk bisa koncer A, B, atau C. Kembali lagi dilihat perbandingan  dengan burung-burung lawannya.

Kriteria penilaian lomba untuk Kacer:

• Durasi kerja maksimal tidak banyak jeda/ngetime dengan gaya buka ekor (ngobra) dan anteng/nagen ditangkringan.

Full power dengan volume suara tembus dan materi lagu yang mewah dan bervariasi (bongkar isian).

Faktor-faktor yang dapat mengurangi point penilaian untuk Kacer:

• Turun ke dasar sangkar (ngelantai).
• Bunyi tapi tidak buka ekor.
• Sering ngeruji.
• Mbagong.
• Memiliki cacat fisik.

Kacer yang melakukan perilaku negatif tersebut kemungkinan besar tidak akan menjadi juara (kembali lagi dilihat pembandingan lawannya). Apalagi jika Kacer tersebut terpantau mbagong, maka akan langsung dicoret (diskualifikasi) dan tidak akan dinilai lagi. Kacer yang memiliki cacat fisik juga dapat mengurangi nilai.

Kriteria penilaian lomba untuk Cucak ijo (CI):

• Dalam kriteria penilaian lomba untuk Cucak ino (CI) yang menjadi syarat utama agar bisa juara adalah wajib Trokbul (ngentrok dan njambul).

• Durasi kerja harus maksimal dan tidak sering ngetime dengan suara roll panjang, tembakan, dan juga full power.

• Untuk Cucak ijo (CI), materi isian sangat di prioritaskan atau menjadi syarat wajib agat bisa juara. Cucak ijo (CI) wajib memiliki materi lagu yang dominan seperti suara tembakan panjang Cililin, Gereja tarung, Tengkek buto, Lovebird, dan lainnya.

Faktor-faktor yang dapat mengurangi point penilaian untuk Cucak ijo (CI):

• Nampar jeruji sangkar (ngeruji) ketika penilaian sedang berlangsung.

• Didis ketika lomba sedang berlangsung.

• Menggembungkan bulu.

Kriteria penilaian lomba untuk Murai Batu (MB):

• Durasi kerja maksimal tanpa ngetime.

• Gaya main atraktif dan ngeplay memainkan ekor dengan kepala naik turun akan lebih di priotaskan.

• Full power dengan volume tembus, ngeroll diselingi tonjolan suara-suara tembakan.

Faktor-faktor yang dapat mengurangi point penilaian untuk Murai Batu (MB):

• Perilaku ngelowo/ngebatman.
• Ngeruji.
• Turun ke dasar sangkar (ngelantai).
• Memiliki cacat fisik.

Kriteria penilaian lomba untuk Kenari:

• Nagen satu titik dengan durasi bunyi yang panjang dan full power serta memiliki cengkok lagu yang bagus.

• Kenari yang memiliki variasi isian seperti suara Cililin, Sanger, Blackthroad, dan lainnya akan lebih di prioritaskan untuk menjadi juara.

Faktor-faktor yang dapat mengurangi point penilaian untuk Kenari:

• Kenari bunyi sambil nempel jeruji sangkar.
• Turun ke dasar sangkar.
• Lagunya panjang tapi monoton tanpa variasi dan tidak memiliki cengkok yang indah.

Kriteria penilaian lomba untuk Lovebird (LB):

• Harus aktif ngekek dengan durasi panjang (minimal 20-60 detik).

• Harus memiliki gaya main dan power yang bagus.

Faktor-faktor yang dapat mengurangi point penilaian lomba untuk Lovebird (LB):

• Ngekek sambil ngeruji.
• Ngosek dan turun ke dasar sangkar.

Tapi kembali lagi tetap melihat perbandingan dari lawan-lawannya.

Kriteria penilaian lomba untuk Pleci:

• Harus mampu berkicau dengan volume lantang (tembus).

• Anteng/nagen dengan kedua kaki mencengkeram tangkringan.

• Memiliki isian yang bervariasi diselingi suara lasroll (ngalas ngeroll) dan buka paruh saat berkicau.

Faktor-faktor yang dapat mengurangi point penilaian lomba untuk Pleci:

• Sering loncat-loncat.
• Ngeruji.
• Turun ke dasar sangkar.

Baca juga:

Penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba

Penyebab Cucak Ijo (CI) lambat panas dan cara mengatasinya

Ciri-ciri khusus Lovebird (LB) fighter

Perawatan khusus agar Pleci ngalas ngeroll dan buka paruh

Demikian sedikit informasi tentang kriteria penilaian lomba pada beberapa jenis burung kicau. Untuk informasi lain seputar burung kicau, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Lomba kelas Murai Batu (MB)

Cara mencegah dan mengobati kutuan pada burung kicau

Order Detail

Burung yang terserang kutu biasanya tidak menampakkan tanda-tanda khusus, bahkan kadang tidak terdeteksi oleh pemiliknya sebelum kutu menyebar keseluruh permukaan bulu burung.

Ciri-ciri awal yang terlihat pada burung yang terserang kutu akan tampak bintik-bintik putih pada permukaan bulunya, apalagi ketika burung tersebut dijemur, maka bintik-bintik putih pada permukaan bulunya akan tampak semakin banyak.

Setelah serangan kutu semakin parah dan menyebar keseluruh tubuh burung, maka burung yang terserang kutu tersebut akan menampakkan tanda-tanda sebagai berikut:

• Sering menggaruk-garuk tubuhnya dengan cakarnya dan mencabuti bulunya sendiri karena merasa gatal.

• Burung tampak kurus dan lesu.

• Bulu-bulunya terlihat kusam dan rusak.

• Burung menjadi kurang aktif dan malas bunyi.

• Bulu-bulu halus/bulu-bulu kecil sering rontok seperti mabung tapi tidak pernah selesai.

Ada beberapa cara yang sering dan umum digunakan oleh para Kicau Mania untuk mengobati burung yang terserang kutu, di antaranya:

Menggunakan air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras

Caranya:
Rebus beberapa lembar daun sirih dengan air secukupnya, tunggu sampai air mendidih dan berwarna hijau gelap kemudian diangkat dan di dinginkan terlebih dulu.

Setelah dingin, kemudian dicampur dengan air bekas cucian beras. Campuran air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras tersebut digunakan untuk memandikan burung yang terserang kutu, bisa dengan disemprot menggunakan sprayer atau dipegang dengan tangan lalu tubuh burung dicelupkan langsung kedalam air sampai sebatas leher kedalam air dalam wadah/baskom. Untuk bagian kepala bisa di usap dengan jari sampai seluruh bulu-bulunya basah kuyup.

Setelah selesai dimandikan dengan campuran air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras, sebaiknya jangan dibilas dulu sampai bulu-bulunya kering agar semua kutu dan telornya benar-benar mati.

Tapi menurut pengalaman saya pribadi, cara mengobati kutuan pada burung dengan menggunakan air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras tersebut kurang efektif untuk membasmi kutu yang sudah menyebar keseluruh permukaan bulu burung.

Memandikan burung dengan air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras hanya bisa digunakan untuk pencegahan saja supaya burung tidak terserang kutu, karena air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras tidak bisa membasmi kutu dengan cepat karena tidak bisa membunuh kutu secara langsung.

Kalaupun bisa, maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus sering memandikan burung yang terserang kutu tersebut secara rutin dengan air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras. Dan cara ini berpotensi membuat burung menjadi stres dan trauma dengan pemiliknya karena merasa sering diperlakukan tidak baik oleh pemiliknya.

Menggunakan shampo pembasmi kutu khusus untuk burung kicau

Cara yang paling efektif untuk membasmi kutu pada burung kicau adalah dengan menggunakan shampo khusus untuk burung kicau yang banyak dijual di kios-kios pakan dan perlengkapan burung, dan sebaiknya pilihlah shampo burung dengan merk dari brand yang sudah terkenal dan terpercaya.

Dengan menggunakan shampo khusus burung, maka hanya dengan pemakaian rutin selama seminggu saja maka kutu-kutu yang membandel akan hilang semua sampai telor-telornya, dan cara ini tidak berpotensi membuat burung stres karena burung cukup disemprot dengan air yang sudah dicampur shampo burung. Dan cara memandikannya juga sama seperti kita memandikan burung sehari-hari.

Setelah burung sembuh dari kutuan dan semua bintik-bintik putih pada permukaan bulunya hilang, penggunaan shampo masih bisa dilanjutkan seminggu sekali sebagai pencegahan agar burung tidak kutuan lagi.

Penyakit kutuan pada burung kicau seringkali kita anggap sepele karena pada awalnya tidak mempengaruhi performa dan kondisi kesehatan burung. Tapi jika terus dibiarkan dan tidak segera di obati, maka akan bertambah parah dan menyebabkan menurunnya performa burung dan juga kondisi kesehatannya.

Untuk mencegah agar burung peliharaan kita tidak terserang kutu, kita harus menjaga kebersihan kandang dan perlengkapannya seperti tangkringan, cepuk pakan dan minumnya serta kerodongnya dengan rutin menbersihkannya.

Rutinitas mandi dan jemur juga harus dilakukan secara rutin dan terjadwal agar burung selalu sehat dan terhindar dari serangan kutu.

Jika burung-burung kita menggunakan keramba yang sama untuk mandi, sebaiknya keramba dicuci bersih dulu setelah digunakan untuk memandikan burung dan akan digunakan untuk memandikan burung yang lainnya.

Penggunaan kerodong juga harus diperhatikan, usahakan satu kerodong digunakan untuk satu burung saja, jangan menggunakan satu kerodong bergantian dengan burung yang lainnya. Karena dikuatirkan, ada salah satu burung kita yang terserang kutu dan bisa menulari burung lainnya melalui kerodong yang digunakan secara bergantian tersebut.

Baca juga:

Penyebab dan cara mengatasi Lovebird (LB) cabut bulu

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Cara mengobati kebotakan pada burung dengan bawang putih dan lidah buaya

Penyebab dan ciri-ciri burung cacingan serta pengobatannya

Demikian sedikit informasi tentang cara mencegah dan mengobati kutuan pada burung kicau. Untuk informasi lain seputar burung kicau, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Kacer kutuan

Cara mengobati kebotakan pada burung dengan bawang putih dan lidah buaya

Order Detail

Bulu merupakan baju sekaligus mahkota bagi seekor burung, karena fungsinya sangat vital, yaitu untuk melindungi tubuh burung dari cuaca dingin dan sebagai alat untuk membantunya terbang.

Selain untuk melindungi tubuh burung dari cuaca dingin dan sebagai alat untuk terbang, bulu merupakan mahkota yang menunjang penampilan fisik dari seekor burung. Karena jika kita memiliki burung yang bulunya botak/tidak rapi, walaupun burung tersebut gacor tentunnya kurang enak dipandang dan akan mengurangi harga jualnya karena dikategorikan sebagai burung minus.

Botak pada burung bisa disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:

• Kekurangan nutrisi.
• Karena adanya parasit/jamur.
• Karena terserang kutu/tungau.
• Karena kelainan hormon.
• Karena obat-obatan/doping.
• Karena dicabut paksa.

Untuk mengatasinya, kita bisa menggunakan cara sederhana dan alami, yaitu dengan menggunakan bawang putih dan lidah buaya.

Cara mengobati kebotakan pada burung dengan bawang putih:

• Potong bawang putih menjadi dua bagian atau bisa juga dihaluskan kemudian di oleskan pada bagian tubuh burung yang bulunya botak/tidak tumbuh.

• Lakukan cara ini dua hari sekali sampai bulu-bulunya mulai terlihat tumbuh, baru hentikan terapi bawang putih tersebut.

Cara mengobati kebotakan pada burung dengan lidah buaya:

• Ambil lidah buaya kemudian ambil bagian dalamnya untuk dijadikan gel dengan cara dikerok dengan sendok atau bisa juga diblender.

• Masukkan gel lidah buaya tersebut kedalam sprayer dicampur dengan air untuk memandikan burung. Semprot burung sampai semua tubuhnya basah kuyup, terutama pada bagian yang botak.

• Lakukan cara ini setiap hari pada saat memandikan burung. Cara ini bisa terus dilakukan walaupun bulu-bulu burung sudah tumbuh, tujuannya agar bulu-bulunya tumbuh lebih sehat dan mengkilap.

• Selain dimandikan dengan cairan lidah buaya, air minum burung juga bisa dicampur dengan gel lidah buaya yang di aduk rata untuk mempercepat pertumbuhan bulu-bulunya dan agar bulu-bulunya tumbuh lebih sehat dan mengkilap.

Baca juga:

Tips cara menambah panjang ekor Murai Batu

Fungsi dan manfaat kerodong untuk burung kicau

Pakan alami vs Pakan buatan pabrik (voer) serta dampaknya pada performa burung kicau

Penyebab dan ciri-ciri burung cacingan serta pengobatannya

Demikian sedikit informasi tentang cara mengobati kebotakan pada burung dengan bawang putih dan lidah buaya. Untuk informasi lain seputar hobi dan perawatan burung kicauan bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Anis Merah (AM)

Fungsi dan manfaat kerodong untuk burung kicau

Order Detail

Bagi kicau mania, tentunya sudah tidak asing lagi dengan kerodong atau kain penutup sangkar. Dengan semakin maraknya hobi burung kicau, kini bentuk dan motif kerodongpun semakin bervariasi dengan berbagai jenis bahan kain dan bermacam-macam warna untuk lebih mempercantik penampilan burung kesayangan.

Selain sebagai accesoris, fungsi dan manfaat kerodong sebetulnya sangat besar, bahkan menjadi salah satu bagian penting dalam perawatan burung sehari-hari serta menjadi salah satu point penting untuk kesuksesan seekor burung menjadi jawara.

Fungsi dan manfaat kerodong antara lain:

• Mencegah stres pada burung

Manfaat kerodong yang pertama adalah untuk mencegah agar burung tidak stres, baik itu stres dalam perjalanan atau stres karena pindah tempat dilingkungan yang baru.

Kerodong akan membatasi pandangan burung dari suasana diluar sangkar sewaktu dalam perjalanan yang berpotensi membuat burung menjadi stres dan juga melindungi burung dari panas matahari sewaktu dalam perjalanan.

Burung yang baru tiba dilingkungan baru juga memerlukan waktu untuk beradaptasi, dengan dikerodong maka akan membatasi interaksi burung dengan lingkungan sekitar yang masih asing bagi burung, untuk beberapa hari burung perlu dikerodong agar terbiasa dulu dengan iklim dan suasana ditempat barunya.

Selain itu, kerodong juga sangat bermanfaat untuk burung yang sedang dalam masa mabung. Karena burung yang sedang mabung membutuhkan suasana yang tenang agar bisa beristirahat dan fokus menyelesaikan proses mabungnya. Dengan dikerodong, setidaknya burung menjadi lebih tenang karena tidak melihat suasana diluar sangkarnya.

• Menjaga suhu didalam sangkar agar tetap stabil

Pada saat cuaca dingin/musim hujan, kerodong menjadi sangat penting untuk burung karena bermanfaat untuk melindungi burung dari udara dingin, sehingga suhu tubuh burung tetap stabil dan tetap berada pada tingkat yang ideal.

• Melindungi burung dari binatang yang membahayakan keselamatannya

Burung yang dipelihara dalam kandang tentunya sulit untuk melindungi diri dari bahaya disekitarnya, karena burung terkurung oleh kandang yang membatasi ruang geraknya.

Bahaya bisa datang dari serangan predator seperti tikus, kucing, ular dan binatang lainnya, karena kita tidak mungkin bisa mengawasi burung setiap saat. Dengan dikerodong, tentu akan menutupi burung dari penglihatan binatang-binatang predator tersebut.

Selain dari predator, bahaya juga bisa datang dari serangga-serangga kecil yang bisa masuk kedalam sangkar melalui jeruji sangkar seperti nyamuk dan kupu-kupu beracun (kepik/kleper).

Untuk burung-burung tertentu seperti Kenari, sangat rawan dengan gigitan nyamuk. Karena kalau sampai kaki atau bagian tubuh lain dari burung Kenari tergigit nyamuk, maka bekas gigitan tersebut akan membengkak dan menimbulkan bubul yang bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati.

Sedangkan untuk burung-burung pemakan serangga, sangat rawan memakan serangga beracun (kepik/kleper) yang memasuki kandangnya, terutama pada malam hari dimana serangga-serangga tersebut sering mengerubungi lampu. Kalau sampai serangga beracun tersebut masuk kedalam kandang dan dimakan oleh burung, maka akan berakibat kematian pada burung.

Karena itu kerodong sangat penting digunakan, terutama pada malam hari untuk melindungi keselamatan burung dari hal-hal yang tidak diinginkan.

• Meredam emosi burung yang super fighter

Untuk burung-burung lomba yang super fighter dan sensitif terhadap suara burung lain, pemakaian kerodong tentunya sangat berguna untuk meredam emosi burung dilokasi lomba sebelum naik gantangan.

Karena kalau burung terus berkicau membalas kicauan burung lain sebelum waktunya digantang tentunya akan gembos begitu waktunya digantang, karena staminanya sudah terkuras untuk berkicau sebelum lomba dimulai.

Jadi, fungsi kerodong menjadi sangat vital untuk burung-burung lomba yang super fighter untuk membatasi interaksinya dengan burung-burung lain yang bisa memancing emosinya. Untuk kondisi seperti itu, burung memerlukan kerodong yang tebal atau kerodong dobel agar lebih tenang.

• Mengoptimalkan suhu didalam sangkar pada waktu penjemuran

Untuk burung-burung tertentu yang membutuhkan panas lebih seperti Cendet, tentu memerlukan penjemuran lebih lama agar suhu tubuhnya tetap ideal. Jadi, untuk mengoptimalkan panas sewaktu dijemur, bisa dilakukan jemur sauna/dijemur sambil dikerodong.

Baca juga:
Perawatan yang tepat untuk Cendet/Pentet lomba

Jemur sauna/jemur kerodong akan mengoptimalkan suhu panas didalam sangkar menjadi 2 kali lebih panas dari penjemuran tanpa kerodong, dan tentunya akan mempersingkat waktu penjemuran bagi kicau mania yang tidak memiliki banyak waktu untuk menjemur burungnya.

• Menjaga tingkat emosi burung yang kurang fighter (fighter rendah)

Untuk burung yang kurang emosi, dengan dikerodong setiap hari akan membuat burung terisolasi dari lingkungan luar dan akan membentuk mentalnya menjadi kuat. Dengan full kerodong, burung juga bisa beristirahat dengan tenang dan tidak membuang tenaga untuk berkicau setiap hari.

Sehingga pada waktu dilombakan, stamina burung menjadi lebih prima dan tingkat emosi serta birahinya juga menjadi stabil karena tidak pernah berinteraksi dengan burung lain. Dan begitu melihat burung lain yang sejenis maka jiwa fighternya akan langsung keluar.

Pilihlah kerodong yang sesuai dengan karakter burung dan juga iklim disekitar lingkungan dimana burung dipelihara.

Selain itu, kebersihan kerodong juga penting untuk diperhatikan agar burung terhindar dari serangan penyakit dan kutu yang berasal dari kerodong yang kotor. Sebaiknya kerodong dicuci seminggu sekali menggunakan detergent agar bersih dan steril.

Baca juga:
Manfaat terapi sauna untuk Kacer

Cara lain mengatasi Kacer mbagong

Demikian informasi tentang fungsi dan manfaat kerodong untuk burung kicau. Untuk informasi lain seputar burung kicau bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Banyak sekali manfaat dari sehelai kerodong

Pakan alami vs Pakan buatan pabrik (voer) serta dampaknya pada performa burung kicau

Order Detail

Untuk para penggemar burung kicau, terutama penggemar burung-burung pemakan serangga tentunya sudah tidak asing lagi dengan voer (pakan buatan pabrik), karena memang sudah menjadi pakan wajib untuk burung peliharaan, alasannya jelas untuk kepraktisan.

Dengan memberikan voer tentunya kita tidak lagi repot harus bolak-balik memberikan makanan untuk burung. Selain itu, kalau burung mengkonsumsi voer tentunya akan lebih irit dan biaya perawatannya menjadi lebih murah dibandingkan dengan yang mengkonsumsi full pakan alami.

Tapi bagaimana dengan performa burung tersebut?
Apakah kandungan nutrisi dalam pakan buatan pabrik bisa setara dengan pakan alaminya? Tentunya tidak akan sama.

Pada kemasan pakan buatan pabrik (voer) biasanya dicantumkan tabel kandungan nutrisi dan semua unsur yang terdapat pada komposisi voer tersebut.

Kalau menurut tabel pada kemasan, kandungan nutrisi pada voer sebetulnya sudah cukup lengkap, dan seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi burung.

Tapi kenyataannya tidak demikian, walaupun semua unsur yang ada dalam pakan tersebut sudah cukup lengkap kalau menurut tabel pada kemasannya, namun kenyataannya burung yang hanya mengkonsumsi voer saja performanya tidak bisa maksimal, kalah dengan burung yang mengkonsumsi pakan alami. Karena bagaimanapun juga, pakan alami tetap lebih bagus untuk burung karena lebih sesuai dengan sistem metabolisme tubuh burung.

Karena itu, dalam perawatan sehari-harinya sering kita berikan pakan tambahan/ekstra fooding (EF) untuk melengkapi kebutuhan nutrisi burung. Tapi apakah pemberian ekstra fooding (EF) tersebut sudah bisa mencukupi kebutuhan nutrisi burung? Tentu tergantung pada porsi pemberiannya.

Burung yang sehari-harinya lebih banyak mengkonsumsi makanan alami memiliki stamina yang lebih bagus daripada burung yang lebih banyak mengkonsumsi voer.

Ambil contoh Cucak ijo yang hanya mengkonsumsi buah-buahan dan ekstra fooding (EF) seperti jangkrik, kroto, ulat hongkong (UH) dll, atau Kenari yang hanya mengkonsumsi biji-bijian dan ekstra fooding (EF) seperti sayuran, buah-buahan dan telur rebus setiap harinya.

Kedua jenis burung tersebut mampu berkicau sepanjang hari dari pagi sampai sore nyaris tanpa henti, dan staminanyapun tidak kendor sama sekali. Coba bandingkan dengan burung yang mengkonsumsi voer setiap harinya, walaupun rajin berkicau tapi staminanya tidak akan bisa bertahan lama.

Mungkin burung juga sama seperti manusia, contohnya kita yang dari kecil terbiasa makan nasi sebagai makanan pokok kita tentunya akan merasa ada yang kurang kalau sehari belum makan nasi.

Misalnya saja dalam sehari kita hanya makan roti atau mie saja, pasti kita akan merasa lemas tidak bertenaga. Mungkin demikian juga yang dirasakan oleh burung, mereka memang tetap hidup dengan mengkonsumsi voer yang sebenarnya bukan merupakan makanan pokoknya, tapi sebetulnya burung merasa tidak nyaman. Burung terpaksa memakan voer karena merasa lapar dan tidak ada pilihan lain selain mengkonsumsi voer tersebut.

Sebetulnya tidak ada burung yang menyukai voer, itu terbukti saat kita sediakan pakan alaminya berupa buah-buahan atau serangga, burung akan lebih memilih memakan pakan alami tersebut dan tidak akan memakan voer sebelum pakan alami yang kita berikan itu habis. Baru setelah pakan yang alami habis dan burung merasa lapar lagi, voer menjadi pilihan tetakhir untuk dimakan.

Jadi, kalau kita menginginkan burung yang kita pelihara memiliki performa yang maksimal, tentu akan lebih baik kalau setiap hari diberikan pakan alami saja dengan menu yang bervariasi agar burung tidak bosan dan kebutuhan nutrisinya lebih tercukupi.

Pemberian pakan alami memang akan sedikit merepotkan, biaya perawatannya juga menjadi lebih mahal tentunya. Tapi itulah konsekuensinya kalau kita menginginkan performa burung kita menjadi maksimal, karena memang itu yang terbaik untuk burung kita, yaitu pakan alami yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.

Baca juga:

Pakan dan ekstra fooding (EF) untuk Kacer serta manfaatnya

Pakan wajib untuk Murai batu bahan/bakalan agar cepat bunyi

Demikian sedikit informasi tentang pakan alami vs pakan buatan pabrik (voer) serta dampaknya pada performa burung kicau. Untuk informasi lain seputar burung kicau bisa dibaca pada artikal On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Pakan alami vs Pakan buatan pabrik (voer)

Burung yang gacor dirumah belum tentu gacor dilapangan

Order Detail

Mengondisikan burung agar bisa tampil dalam lomba memang tidak semudah yang kita bayangkan. Karena banyak sekali kasus dimana burung yang dirumah sudah sangat gacor berubah menjadi seperti burung bakalan ketika berada di arena lomba burung kicau.

Jangankan untuk bisa tampil, bahkan bunyipun tidak sama sekali, burung justru menjadi gelisah dan ketakutan atau hanya diam saja mematung. Hal ini disebabkan karena burung tidak siap secara mental dan fisik untuk menghadapi pertarungan.

Kadang kita salah persepsi, kita menganggap kalau burung yang gacor dirumah berarti burung tersebut sudah siap untuk diikutkan lomba. Jelas anggapan tersebut salah besar, karena burung yang gacor dirumah rata-rata justru burung yang sedang tidak kondisi.

Kegacoran burung tersebut merupakan sebuah kamuflase untuk menutupi kelemahannya, burung berkicau untuk menunjukkan bahwa dia ada diwilayah tersebut, tapi sebetulnya dia tidak siap tempur, kicauannya hanya untuk menggertak saja. Kicauan burung tersebut mungkin juga menandakan kalau dia sedang merasa lapar atau lemah karena kekurangan sesuatu.

Coba saja burung yang gacor tersebut setiap hari diberikan ekstra fooding (EF) misalnya jangkrik dengan porsi sekenyangnya dan dijemur secara konsisten selama satu bulan, cobalah di amati setelah satu bulan burung akan menjadi kurang gacor, tapi justru kondisi tersebut menandakan kondisi burung sudah membaik.

Berbeda dengan burung yang dalam kondisi top perform justru tidak akan berkicau sepanjang hari, burung hanya akan berkicau seperlunya saja atau bahkan hanya ngeriwik saja. Tetapi bedanya, walaupun banyak diam, burung yang dalam kondisi puncak selalu waspada, siap tempur dan sangat responsif, begitu ada sesuatu yang mengusiknya maka burung akan berkicau menyerang dengan mengeluarkan materi isiannya.

Sedangkan untuk burung yang tidak kondisi biasanya walaupun berkicau tapi gelisah, karena burung tidak percaya diri dengan kondisinya. Kicauannyapun hanya ngeban-ngeban saja tidak keluar materi isiannya, dan begitu bertemu lawan biasanya hanya bertahan saja atau bahkan malah ketakutan karena dia memang tidak siap mental dan fisiknya.

Jadi, kita harus lebih jeli untuk membaca kondisi burung kita, apakah gacornya burung tersebut dalam kondisi top perform atau justru kurang kondisi. Karena itu, agar burung bisa tampil maksimal dilapangan, harus dipersiapkan dengan matang dari mulai fisik, mental dan materinya agar tidak mengecewakan.

Baca juga:

Beda perawatan antara Kacer lomba dan Kacer rumahan

Manfaat kandang umbaran/polier untuk burung lomba

Perlunya pemasteran untuk burung lomba

Kumpulan suara masteran untuk burung lomba dalam format Mp3

Demikian sedikit informasi tentang burung yang gacor dirumah belum tentu gacor dilapangan. Untuk informasi lain seputar burung kicau bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Kacer dan Cucak ijo

Perlunya pemasteran untuk burung lomba

Order Detail

Pemasteran adalah suatu cara untuk mengajarkan burung agar bisa menirukan suara burung lain atau suara-suara lainnya yang dimasterkan.

Tujuan dari pemasteran adalah agar burung yang dimaster tersebut memiliki banyak variasai isian yang akan menjadikan kicauannya tidak monoton.

Pemasteran memang tidak wajib dilakukan, apalagi untuk burung-burung yang hanya dipelihara untuk rumahan saja. Tetapi untuk burung-burung yang dipelihara untuk tujuan lomba, pemasteran menjadi poin yang cukup penting untuk dilakukan.

Kalau materi lagunya lebih variatif tentu akan menjadikan nilai tambah bagi burung tersebut, karena materi lagu juga termasuk dalam salah satu kriteria penilaian dalam lomba burung kicau.

Burung lomba yang memiliki materi lagu variatif dengan suara-suara tonjolan yang mewah serta dibawakan dengan irama lagu yang harmonis tentunya akan terlihat lebih istimewa dan lebih menonjol dari burung lainnya. Maka kemungkinan burung untuk menjadi juara juga menjadi lebih besar.

Pemasteran untuk burung kicau dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Menggunakan burung asli

Cara ini sangat efektif karena suara yang ditangkap oleh burung yang dimaster adalah suara asli dengan intonasi yang jelas. Suaranya juga bisa didengar sepanjang hari secara alami dan tentunya akan lebih mudah dihafal oleh burung yang dimaster.

Kelemahan dari cara ini adalah membutuhkan biaya lebih mahal karena harus membeli burung-burung masteran yang sudah gacor yang tentu harganya cukup mahal.

Disamping itu, kita juga harus meluangkan lebih banyak waktu untuk merawat burung-burung masteran tersebut. Selain itu, perawatan sehari-harinyapun tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit kalau kita memelihara beberapa burung masteran sekaligus.

2. Menggunakan Mp3 player

Cara ini sebetulnya kurang efektif karena berpotensi membuat burung yang dimaster menjadi stres dan jenuh karena suara Mp3 player yang terus berulang-ulang tanpa jeda yang alami.

Kualitas suara yang dihasilkan juga belum tentu bagus, intonasi serta frekuensinya juga tidak akan sebagus suara burung asli.

Kelebihan dari pemasteran menggunakan Mp3 player adalah biaya yang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan burung asli.

Jenis suara dari Mp3 player juga bisa lebih banyak dan lebih bervariasi terserah keinginan kita tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan lagi. Selain itu, kita juga tidak perlu repot memikirkan perawatan sehari-harinya.

Baca juga:
Kumpulan suara masteran untuk burung lomba dalam format Mp3

Demikian sedikit informasi tentang perlunya pemasteran untuk burung lomba. Untuk informasi lain seputar burung kicau bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Pemasteran burung secara alami

Manfaat kandang umbaran/polier untuk burung lomba

Order Detail

Kandang umbaran atau polier cukup penting untuk burung kicauan apalagi yang diperuntukkan untuk lomba. Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari pengumbaran, diantaranya:

1. Menjaga stamina dan fisik burung agar tetap fit karena dengan diumbar, seluruh otot-otot tubuh burung digunanakan untuk bergerak.

2. Menguatkan otot-otot dada dan sayap yang berdampak pada suara burung menjadi lebih lantang dan bertenaga.

3. Menguatkan nafas sehingga burung lebih kuat berkicau dari awal sampai akhir perlombaan. Nafas yang panjang memang bisa dilatih dengan penjemuran yang lama atau bisa juga dengan terapi jemur sauna (burung kering kerodong kering), tapi akan lebih maksimal kalau fisiknya juga dilatih dengan terapi umbaran, sehingga bisa mendapatkan dua manfaat sekaligus yaitu nafas yang panjang dan stamina yang prima.

4. Mencegah kegemukan, karena dengan terbang bolak-balik dalam kandang umbaran, akan lebih cepat membakar kalori sehingga tidak terjadi penumpukan lemak ditubuh burung.

5. Mencegah stres, karena dengan berada dikandang yang besar, burung bisa lebih leluasa bergerak mengepakkan sayapnya dan juga menjadi sarana refreshing untuk burung yang sudah terlalu lama berada dalam kandang berukuran kecil (kandang harian).

Tapi harus diperhatikan, untuk melakukan pengumbaran tidak boleh asal-asalan saja memasukkan burung kedalam kandang umbaran. Kita harus melihat kondisi burung yang akan kita umbar, apakah burung perlu diumbar atau malah sebaliknya, burung justru perlu banyak istirahat karena kondisi fisiknya sedang tidak fit. Karena kalau sampai salah analisa, bukannya menjadi lebih baik tapi malah tambah parah (ngedrop).

Burung yang sedang dalam kondisi fisik tidak fit dan dipaksakan untuk berolah raga maka yang terjadi fisiknya akan semakin drop karena staminanya terkuras untuk terbang bolak-balik dalam kandang umbaran.

Burung yang akan diumbar harus dalam kondisi fisik yang fit karena pengumbaran akan benar-benar menguras stamina burung dan dalam melakukan pengumbaran juga harus disediakan pakan dan ekstra fooding (EF) yang cukup serta air minum.

Pemberian ekstra fooding (EF) seperti jangkrik dengan porsi tanpa batas pada waktu diumbar bertujuan agar burung tidak kehabisan tenaga karena suplai pakan selalu tersedia. Pembakaran kalori yang besar harus diimbangi pula dengan asupan nutrisi yang memadai agar kondisi fisik burung tidak ngedrop.

Pengumbaran bisa dilakukan 2-3 kali seminggu agar burung tidak kelelahan. Untuk kandang umbaran sendiri penempatannya usahakan yang terkena sinar matahari langsung agar burung bisa sekalian berjemur, usahakan juga agar penempatan kandang umbaran aman dari gangguan predator seperti kucing dan lainnya. Posisi plangkringan dibuat atas bawah yaitu posisi bawah dibagian depan dan posisi atas dibagian belakang agar burung bisa terbang dengan posisi naik turun sehingga lebih efektif untuk olah fisik burung.

Dengan melakukan pengumbaran secara konsisten, maka lama-kelamaan fisik burung akan semakin fit dengan stamina yang semakin prima dan nafas lebih panjang sehingga saat dilombakan, burung akan tampil lebih maksimal.

Mungkin pada saat-saat awal pengumbaran biasanya burung akan terlihat ngedrop karena belum terbiasa, tapi setelah terapi umbaran berjalan 1-2 bulan maka hasilnya akan mulai terlihat dengan peningkatan performa burung yang signifikan.

Pengumbaran sangat bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental burung, karena fungsinya mengembalikan burung seperti pada habitat asli dan kodratnya, yaitu terbang bebas mengepakkan sayapnya.

Burung yang sudah terlalu lama berada dalam sangkar tentunya tidak pernah lagi menggunakan sayapnya untuk terbang, dan tentunya otot-otot sayap dan dadanya tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya dan secara tidak langsung pasti kondisi tersebut berpengaruh pada kualitas kicauannya.

Demikian sedikit informasi tentang Manfaat kandang umbaran/polier untuk burung lomba. Untuk informasi lain seputar burung kicau bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Baca juga:

Manfaat terapi sauna untuk kacer

Mengenali karakter kacer agar tidak salah perawatan

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Kandang umbaran

Perawatan burung mabung (ngurak)

Order Detail

Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh seekor burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.

Ketika mabung, burung sangat memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu-bulu baru. Energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein tersebut menyebabkan burung harus mengkonsumsi lebih banyak makanan selama masa mabung untuk dapat mengoptimalkan pertumbuhan bulu-bulu barunya. Karena energi yang dibutuhkan seekor burung selama masa mabung dua setengah kali lebih besar dari burung yang sedang memproduksi telur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks seperti usia burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembang biakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabungnya.

Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, kita harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga burung bisa mengembangkan bulu-bulunya sesempurna mungkin.

Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung pada burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (nyulam).

Faktor-faktor yang menyebabkan burung gagal mabung:

Penyakit
Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.

Gizi buruk
Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang begizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, kusam, melintir/keriting) dll.

Bahan-bahan kimia
Penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan malah merusak bulu. Contohnya pemakaian doping burung berbahan kimia.

Stres
Pada saat mabung sebisa mungkin tempatkan burung ditempat yang tenang dan tidak ada gangguan yang bisa menyebabkan burung menjadi stres sehingga mengganggu proses mabungnya.

Hal-hal yang perlu dilakukan pada saat burung dalam masa mabung:

• Menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.

• Pastikan tidak satu pun dari burung kita yang menjadi pembawa virus dan bibit penyakit, misalnya Polyoma.

• Berikan gizi yang cukup selama burung mabung dengan pakan yang berkualitas. Tapi perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.

• Berikan ekstra fooding kebih banyak pada saat burung mabung. Variasikan menu buah untuk burung pemakan buah.

• Pada saat mabung bisa diberikan minyak ikan agar bulu-bulu baru tumbuh kuat dan mengkilap. Caranya dengan dioleskan pada jangkrik atau dicampurkan dengan kroto.

• Burung cukup dimandikan 3 hari sekali atau 1 munggu sekali saja.

• Burung cukup dijemur selama 15 menit saja pada jam 7 pagi karena bulu-bulunya belum kuat.

• Tempatkan burung ditempat yang benar-benar tenang, atau kalau tidak memungkinkan sebaiknya burung dikerodong saja agar bisa fokus menyelesaikan masa mabungnya. Kerodong cukup dibuka pada pagi hari dan sore hari pada saat memberikan pakan dsn minum serta pembersihan kandang.

• Lakukan pemasteran, karena saat mabung adalah waktu yang tepat untuk melakukan pemasteran. Karena burung lebih banyak diam dan mendengar, sehingga pemasteran pada saat mabunglah yang paling efektif.

Demikian sedikit informasi tentang perawatan burung mabung (ngurak). Untuk informasi lain seputar burung kicau bisa dilihat pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Burung mabung (full kerodong/ditaruh ditempat yang tenang)

Ciri-ciri burung cacingan dan pencegahannya

Order Detail

Penyakit yang menyerang burung ocehan jenisnya banyak sekali, misalnya sakit pada mata (katarak), berak kapur, jamur/parasit, kurang vitamin, cacingan, tetelo dan masih banyak lagi yang lainnya.

Tapi kali ini kali ini kita tidak akan membahas semua jenis penyakit tersebut, melainkan hanya mengulas dan membahas mengenai penyakit cacingan yang menyerang burung kicauan.

Tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan atau pengenalan mengenai penyakit cacingan sehingga cepat dalam penanganan dan pencegahannya.

Cacingan dapat disebabakan akibat kondisi kandang yang tidak terawat atau kotor sehingga bertebarannya berbagai jenis bakteri dan bibit cacing.

Burung yang tinggal dalam kandang yang kondisinya demikian sangat berpotensi terjangkit penyakit cacinga.

Umumnya cacing yang masuk ke dalam tubuh burung akan bersemayam di saluran pencernaan dan mengganggu sistem metabolisme dan ketahanan tubuh burung ketika sudah parah.

Gejala-gejala yang menjadi tanda bahwa burung telah terkena cacingan, antara lain:

• Nafsu makannya masih normal tapi kondisi tubuh burung tampak kurus dan terus menurun dari hari ke hari.

• Sering terlihat mengantuk pada siang hari.

• Sering mengibas-ngibaskan sayapnya.

• Bulu mengalami kerontokan.

• Sering nyekukruk.

Untuk gejala lainnya, biasanya stamina burung semakin lama semakin menurun, nafsu makannya juga semakin menurun, dan kotorannya menjadi lebih encer atau cair. 

Jenis cacing yang biasa menjangkiti burung adalah cacing rambut, cacing pita, cacing ampela, cacing gelang, dan lainnya.

Penularan penyakit cacingan yang menjangkiti burung kicauan tidak hanya dari kondisi kandang yang kotor atau tidak terawat saja, tapi juga berasal dari makanannya, misalnya ketika makanan berupa serangga telah terjangkit bibit cacing dan serangga tersebut dikonsumsi oleh burung, maka bibit cacing tersebut akan masuk ke tubuh burung yang memakan serangga tersebut.

Begitu juga dengan kondisi air minumnya yang sudah lama atau kotor, sehingga bisa memicu telur cacing menyebar dan tertelan oleh burung yang meminumnya, oleh karena itu air minum harus rutin diganti dengan yang baru setiap hari.

Sedangkan untuk pengobatan burung yang terkena cacingan jangan memakai obat cacing untuk Manusia, karena dosisnya berbeda jauh antara obat cacing untuk Manusia dengan obat cacing untuk burung/unggas.

Sebaiknya menggunakan obat cacing khusus untuk burung kicauan yang kini sudah banyak dijual dikios-kios pakan dan perlengkapan burung yang dosisnya pasti lebih tepat untuk segala jenis burung.

Langkah selanjutnya adalah mengasingkan burung yang terkena cacingan ke dalam kandang yang diterangi lampu untuk menghangatkan tubuh burung. Berikan Ekstra fooding (EF) lebih banyak dan juga vitamin untuk mengembalikan kondisi fisik dan berat badannya yang susut.

Bersihkan kandangnya setiap hari, jaga pakan dan air minumnya agar selalu bersih dan steril agar burung tidak tertular cacingan lagi.

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri burung cacingan dan pencegahannya. Untuk informasi lain seputar burung kicau, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Kacer cacingan

Tips merawat burung untuk karyawan yang berangkat pagi pulang sore

Order Detail

Saat ini hobi memelihara burung kicau memang melanda hampir pada semua kalangan, dari masyarakat kelas bawah sampai kelas atas, dari profesi kuli sampai pengusaha, bahkan pejabatpun juga banyak yang memiliki hobi memelihara burung kicau.

Memelihara burung kicauan tentu juga harus bisa meluangkan waktu untuk merawatnya, karena burung kicau membutuhkan perawatan ekstra yang cukup menyita waktu.

Terus bagaimana untuk yang berprofesi sebagai karyawan yang harus berangkat pagi dan pulang sore..???

Tentu akan sulit untuk membagi waktu karena tuntutan pekerjaan. tapi bukan berarti tidak bisa, jangan sampai keterbatasan waktu membuat burung kesayangan kita menjadi tidak terurus.

Usahakan tiap hari bangun lebih pagi untuk mengembunkan burung peliharaan kita, sediakan pakan dan minumnya termasuk ekstra fooding (EF) seperti jangkrik, ulat hongkong (UH), dan kroto untuk burung-burung pemakan serangga, dan sediakan pisang, pepaya, apel atau buah-buahan segar lainnya untuk burung-burung pemakan buah serta pakan-pakan lainnya sesuai dengan makanan alami masing-masing burung yang kita pelihara.

Setelah proses pemberian pakan selesai, kemudian gantang ditempat yang terkena sinar Matahari pagi agar burung bisa berjemur walaupun hanya sebentar.

Setelah selesai semuanya, bisa kita tinggal dulu untuk melakukan aktifitas lain atau untuk bersiap-siap bekerja seperti mandi, ganti baju, dan sarapan sambil menikmati kicauan merdu burung-burung kesayangan kita sampai waktunya kita berangkat bekerja.

Kalau rumah kita aman dari gangguan predator dan pencurian, burung bisa kita tinggal diluar rumah, tapi kalau kita kuatir burung kita kenapa-kenapa sebaiknya sebelum berangkat dimasukkan lagi kedalam rumah, dan agar lebih aman sebaiknya burung dikerodong.

Sore hari sepulang kerja kembali burung dikeluarkan, buka kerodong untuk diangin-anginkan sebentar lalu mandikan burung dikeramba sampai puas.

Bersihkan kandangnya dan ganti air minumnya, setelah selesai mandi berikan jangkrik sesuai settingan hariannya. Setelah selesai semua kembali burung dikerodong untuk istirahat.

Pada saat hari libur waktunya kita melakukan perawatan ekstra:

• Pagi hari sekitar jam 05.00 burung diembunkan, berikan jangkrik sesuai settingan hariannya.

• Jam 07.00 pagi burung dimandikan dikeramba sampai benar-benar puas, dan sambil menunggu burung selesai mandi, kandangnya dibersihkan, kalau perlu dicuci sampai bersih.

• Setelah selesai, burung diangin-anginkan sampai bulu-bulunya kering baru dijemur selama 1-2 jam. Voer dan air minumnya tetap diberikan agar burung tidak kelaparan dan kehausan.

• Berikan kroto segar 1 cepuk sebagai makanan tambahan/Ekstra fooding (EF).

• Setelah selesai dijemur, burung di angin-anginkan ditempat yang teduh.

• Kalau punya kandang umbaran, burung bisa diumbar untuk melatih fisiknya sekaligus untuk refreshing burung agar tidak stres.

Demikian sedikit informasi tentang tips merawat burung untuk karyawan yang berangkat pagi pulang sore. Untuk informasi lain seputar burung kicau, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Perawatan burung kicau
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kumpulan panduan dan inspirasi Kicau Mania - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger