Latest Products
Tampilkan postingan dengan label SIRTU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SIRTU. Tampilkan semua postingan

Ciri-ciri perbedaan Sirtu/Cipoh jantan dan betina yang akurat

Order Detail

Untuk mengenali jenis kelamin burung Sirtu/Cipoh memang agak sulit, karena dari bentuk fisik dan warna bulunya hampir sama, apalagi untuk seorang pemula tentunya akan kesulitan untuk membedakan antara Sirtu/Cipoh jantan dan betina jika tidak ada perbandiangan dengan dua ekor burung jantan dan betina.

Untuk membedakan antara Sirtu/Cipoh jantan dan betina, ada beberapa ciri-ciri yang dapat digunakan sebagai panduan sebelum kita memeliharanya, karena Sirtu/Cipoh yang bisa gacor dengan suara lantang dan bervariasi adalah yang berjenis kelamin jantan. Ciri-ciri tersebut di antaranya:

Warna bulu

Untuk Sirtu/Cipoh hasil tangkapan hutan (bakalan), warna bulu dan ciri fisik lainya memang masih bisa terlihat jelas perbedaan antara Sirtu/Cipoh jantan dan betina, tapi untuk Sirtu/Cipoh rawatan lama atau yang dirawat dari lolohan tentunya akan berbeda. Karena pengaruh dari faktor perawatan sehari-hari seperti pemberian pakan yang tentunya berbeda dengan pakan alami Sirtu/Cipoh di alam bebas dan perawatan sehari-hari seperti mandi dan jemur yang dapat mempengaruhi warna bulu Sirtu/Cipoh menjadi tidak cerah (kusam).

Warna bulu pada Sirtu/Cipoh jantan dan betina rawatan lama dan yang dirawat dari lolohan cenderung sama-sama tidak cerah (kusam), berbeda dengan Sirtu/Cipoh liar di alam bebas yang memiliki warna bulu cerah karena pengaruh dari faktor pakan, mandi, dan penjemuran yang dilakukan secara alami dengan nalurinya yang membuat warna bulu Sirtu/Cipoh liar cenderung lebih cerah dan lebih tegas/cerah.

Jadi, indentifikasi jenis kelamin dengan cara membedakan warna bulunya, hanya efektif untuk membedakan jenis kelamin Sirtu/Cipoh bakalan hasil tangkapan hutan, dan tidak efektif untuk membedakan jenis kelamin Sirtu/Cipoh rawatan lama dan yang dirawat dari lolohan, karena warna bulunya cenderung sama-sama kusam.

Warna mulut dan lidah

Cara lain yang paling banyak dilakukan untuk mengidentifikasi jenis kelamin Sirtu/Cipoh, yaitu dilihat dari warna bagian dalam mulut dan lidahnya. Dimana bagian dalam mulut dan lidah dari Sirtu/Cipoh jantan cenderung berwarna hitam pekat, sedangkan Sirtu/Cipoh betina warna bagian dalam mulutnya juga hitam, tapi warna lidahnya agak putih.

Tapi faktanya cara tersebut hanya dapat digunakan ketika Sirtu/Cipoh sudah berusia mapan (dewasa), atau sudah berusia diatas satu tahun. Untuk Sirtu/Cipoh hasil tangkapan hutan yang sudah dewasa, cara tersebut mungkin sangat membantu.

Tapi untuk Sirtu/Cipoh yang usianya dibawah satu tahun tentunya akan sulit untuk membedakan jenis kelaminnya dengan cara tersebut, karena warna bagian dalam mulut dan lidahnya masih berwarna kemerahan.

Jadi, identifikasi jenis kelamin Sirtu/Cipoh dengan melihat warna pada lidah dan bagian dalam mulutnya hanya efektif untuk Sirtu/Cipoh yang usianya sudah dewasa (di atas satu tahun).

Jumlah anakan

Bagi yang suka memelihara Sirtu/Cipoh dari lolohan, mereka sering memprediksi jenis kelamin Sirtu/Cipoh dari jumlah piyik ketika masih didalam sarangnya, seperti misalnya bahwa Sirtu/Cipoh anak tunggal hampir bisa dipastikan berjenis kelamin jantan.

Tapi faktanya, hal tersebut hanyalah sebuah prediksi atau argumen yang berdasar pada pengalaman serta kejadian mayoritas saja dan bukan merupakan hasil penelitian ilmiah dari para ahli.

Burung Sirtu/Cipoh sendiri umumnya bertelur paling banyak 3 butir, itupun sangat sedikit jumlahnya. Rata-rata Sirtu/Cipoh bertelur 2 butir dan ada juga yang hanya bertelur 1 butir saja.

Proses menetasnya telur secara alami harus melewati seleksi alam yang ketat, seperti gangguan predator yang bisa memangsa telur atau piyik, kondisi cuaca pada saat induk Sirtu/Cipoh mengerami telur, atau faktor genetik itu sendiri yang mempengaruhi menetasnya telur.

Jadi, memprediksi jenis kelamin Sirtu/Cipoh dari jumlah anaknya tidak bisa 100% akurat karena bisa saja ketika anakan Sirtu/Cipoh yang selamat melewati ketatnya seleksi alam adalah anakan yang berjenis kelamin betina, karena semua kemungkinan bisa saja terjadi tanpa pernah kita ketahui apa yang terjadi dari mulai telur sampai menetas menjadi piyik.

Suara kicauan

Cara yang terakhir adalah dengan membedakan suara kicauannya. Suara kicauan antara Sirtu/Cipoh jantan dan betina tentunya berbeda, dan menurut para penggemar Sirtu/Cipoh yang sudah berpengalaman, cara membedakan jenis kelamin Sirtu/Cipoh yang paling akurat adalah dengan cara membedakan suara kicauannya.

Sirtu/Cipoh muda yang berusia antara 2-3 bulan sudah mulai bisa dikenali perbedaan suaranya, dimana Sirtu/Cipoh jantan sudah lebih aktif bersuara ngekrek pada usia 1 bulan dan pada usia 3 bulan biasanya sudah mulai belajar nyiul.

Sirtu/Cipoh jantan sudah mulai belajar berbunyi siiiirrrtuuuuu.... pada usia 5-6 bulan, berbeda dengan Sirtu/Cipoh betina, karena pada usia 2-3 bulan hanya bersuara ngekrek saja, tidak nyiul dan tidak memiliki variasi kicauan (monoton).

Tapi untuk membedakan jenis kelamin Sirtu/Cipoh bakalan tangkapan hutan yang belum berbunyi, tentu cara untuk membedakan jenis kelaminnya hanya bisa dengan membedakan warna bulunya dan melihat warna bagian dalam mulut serta lidahnya.

Baca juga:

Ciri-ciri Ciblek jantan dan Ciblek betina beserta gambarnya

Ciri-ciri Trucukan jantan dan betina yang akurat

Ciri-ciri perbedaan Pleci jantan dan betina paling akurat

Ciri-ciri Tledekan Gunung jantan dan betina

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri perbedaan Sirtu/Cipoh jantan dan betina yang akurat. Untuk informasi lain seputar burung Sirtu/Cipoh, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Sirtu/Cipoh jantan dan betina

Perawatan Sirtu/Cipoh pada saat musim hujan

Order Detail

Sirtu/Cipoh termasuk burung yang tidak tahan terhadap cuaca dingin, banyak kasus Sirtu/Cipoh yang sakit bahkan sampai mati karena kurang tepatnya perawatan pada saat musim hujan.

Agar Sirtu/Cipoh tetap sehat dimusim hujan, harus diberikan perawatan ekstra agar daya tahan tubuhnya tetap terjaga. Perawatan Sirtu/Cipoh dimusim hujan meliputi:

Pakan
Pada saat cuaca dingin, Sirtu harus mendapatkan lebih banyak pakan yang mengandung protein tinggi, seperti jangkrik dan ulat hongkong (UH).

• Untuk pakan utamanya tetap berikan voer, pilihlah voer yang terdapat kandungan madu dan telur.
• Berikan jangkrik kecil 5/5 pagi/sore.
• Ulat hongkong mutlak harus diberikan pada saat cuaca dingin untuk menghangatkan tubuh burung, porsinya bisa 15-20 ekor untuk pagi dan sore.

Air minum
• Ganti air minumnya setiap hari dan cepuk minumnya juga harus rutin dibersihkan setiap hari agar terhindar dari bakteri yang dapat mengganggu kesehatan burung.
• Kalau hujan turun setiap hari, berikan seduhan air jahe sebagai minumannya untuk menghangatkan tubuh burung.
• Seminggu sekali berikan vitamin yang dicampurkan pada air minumnya untuk menjaga kondisi burung agar tetap fit.

Mandi
Pada saat musim hujan, Sirtu tidak perlu dimandikan agar suhu tubuhnya tidak semakin ngedrop.

Jemur
Usahakan sebisa mungkin pada saat matahari muncul, burung dijemur walaupun hanya sebentar untuk menghangatkan tubuhnya.

Kebersihan
Untuk menghindari agar Sirtu tidak terjangkit penyakit, kandang harus dibersihkan setiap hari.

Kerodong
Pada saat hujan turun terus menerus, sebaiknya burung dikerodong siang dan malam untuk menjaga suhu didalam kandang agar tetap hangat. Buka kerodong hanya pada saat membersihkan kotoran dan memberi pakan serta mengganti air minumnya.

Seminggu sekali kerodong dicuci dengan detergent agar tidak menjadi sarang virus dan bakteri.

Penempatan
Tempatkan burung ditempat yang tertutup agar terhindar dari cuaca dingin.

Baca juga:

Tips perawatan Sirtu muda hutan

Demikian sedikit informasi tentang perawatan Sirtu/Cipoh pada saat musim hujan. Untuk informasi lain seputar burung kicau bisa dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Burung Sirtu/Cipoh

Tips perawatan Sirtu muda hutan

Order Detail

Sirtu/Cipoh adalah burung koloni dihabitatnya, burung ini akan saling sahut-sahutan dengan Sirtu lain dalam koloninya ketika beraktivitas mencari makan di alam bebas. Di habitat aslinya burung ini memakan ulat, laba-laba, dan serangga-serangga kecil.

Untuk memelihara Sirtu dari bahan/bakalan, sebaiknya pilih yang masih berusia muda, karena Sirtu yang masih berusia muda akan lebih mudah dibentuk dan dijinakkan.

Jangan memilih Sirtu bahan/bakalan yang sudah dewasa karena akan sulit dijinakkan dan sulit beradaptasi dengan lingkungan Manusia karena sudah terlalu lama hidup di alam bebas dan tentunya burung menjadi rawan stres karena perubahan lingkungan yang sangat drastis.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan Sirtu/Cipoh muda hutan, antara lain:

• Paruh burung Sirtu/Cipoh anakan umumnya masih berwarna putih atau abu-abu keputihan, dan ketika berumur muda mulai menjadi lebih gelap, tapi belum sehitam Sirtu dewasa.

• Warna bulu tubuh pada Sirtu/Cipoh muda hampir sama seperti Sirtu dewasa betina, yaitu lebih kusam dibanding Sirtu jantan dewasa, tapi warna hitam pada kedua bulu sayapnya tidak sehitam Sirtu jantan dewasa.

• Pilihlah Sirtu yang tidak terlalu giras (glabrakan) ketika didekati, lebih bagus lagi kalau bisa mendapatkan yang sudah dipisahkan dalam kandang terpisah, bukan dalam kandang ombyokan.

• Sebaiknya carilah Sirtu/Cipoh yang sudah terlihat anteng di atas tenggeran/tangkringan, meski sesekali masih melompat ke sisi sangkar, hal ini menunjukan kalau Sirtu tersebut sudah mulai bisa beradaptasi dengan kondisi sangkarnya, sehingga akan memudahkan kita dalam perawatan selanjutnya, seperti melatih makan voer atau menjinakkannya.

• Carilah Sirtu/Cipoh yang sudah ngeriwik, atau yang sudah mulai mau berbunyi, minimal mau nyiul walaupun masih pelan.

• Jika ingin membeli Sirtu/Cipoh yang masih lolohan, sebaiknya belilah sepasang untuk memperbesar peluang mendapatkan Sirtu jantan. Setelah mendapatkan Sirtu lolohan, berikan pakan yang tepat dan seimbang.

Anakan burung Sirtu/Cipoh yang masih piyik dan belum sepenuhnya tumbuh bulu, bisa diberi potongan perut jangkrik, pemberian dilakukan ketika burung sudah lapar.

Kalau anakan Sirtu sudah mulai tumbuh bulu, bisa diberikan campuran voer lembut yang dibasahi dengan sedikit air dan potongan perut jangkrik atau serangga lainnya.

Selama perawatan, anakan Sirtu/Cipoh bisa dilatih/dimaster dengan menggunakan suara kicauan burung sejenis atau suara burung lain untuk menambah variasi kicauannya.

Perawatan awal untuk Sirtu/Cipoj bahan/bakala:

Selama beberapa hari, sebaiknya Sirtu bakalan jangan dimandikan dulu agar beradaptasi dengan lingkungan, sangkar, tempat pakan, tempat minum, serta tangkringannya terlebih dulu.

Setelah proses adaptasi selama beberapa hari, baru mulai dimandikan pada pagi hari dengan cara disemprot halus menggunakan sprayer. Setelah selesai dimandikan, angin-anginkan dulu sampai bulu-bulunya kering baru dijemur selama 1 jam saja di lokasi yang agak ramai agar Sirtu/Cipoh terbiasa dengan keramaian.

Dengan merawat Sirtu/Cipoh sejak muda atau sejak lolohan, maka perawatan selanjutnya menjadi lebih mudah.

Selain itu, kita bisa memasternya dengan suara kicauan burung lain, meski tidak terlalu cerdas, Sirtu/Cipoh tetap mampu meniru suara burung lain jika dipelihara sejak lolohan.

Perawatan harian untuk Sirtu/Cipoh:

• Mandi

Perawatan Sirtu/Cipoh bakalan muda hutan tidak jauh berbeda dengan perawatan burung kicau jenis lainnya.

Untuk Sirtu/Cipoh bakalan yang sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan dan kandangnya, proses penjinakan bisa dimulai dengan menambah frekuensi mandinya.

Aktivitas mandi yang semula hanya pada pagi hari, bisa ditambah menjadi 2 kali sehari (pagi dan sore), atau 3 kali sehari (pagi, siang, dan sore). Caranya sama, yaitu dengan disemprot halus menggunakan sprayer sampai basah kuyup.

Lakukan hal ini sampai Sirtu/Cipoh bakalan benar-benar jinak, dan jika Sirtu sudah jinak, frekuensi mandinya dikembalikan seperti semula, cukup sekali saja pada pagi hari.

• Pakan dan Ekstra fooding (EF)

- Pakan utama yang diberikan berupa voer halus.
- Kroto bisa diberikan setiap dua hari sekali setelah Sirtu dimandikan, porsinya cukup 1 sendok teh.
- Jangkrik kecil diberikan setiap hari 3/3 pagi/sore untuk memancing Sirtu agar cepat bunyi, potong kaki-kakinya terlebih dulu sebelum diberikan pada Sirtu.
- Ulat hongkong (UH) yang masih berwarna putih (baru ganti kulit) diberikan denga porsi 5/5 pagi/sore.
- Ulat kandang (UK) juga bisa diberikan setiap hari, porsinya cukup 1 cepuk kecil saja.

Sebaiknya lokasi penempatan sangkar diatur lebih bervariasi. Misalnya, hari ini di teras rumah, besok dicoba di lokasi lainnya sampai Sirtu/Cipoh mau bunyi setiap kali sangkarnya dipindah ke tempat yang baru.

Untuk memancing agar Sirtu/Cipoh lebih rajin bunyi sebaiknya kita memelihara lebih dari 1 ekor dan ditempatkan agak jauh agar saling sahut-sahutan.

Demikian sedikit informasi tentang tips perawatan Sirtu/Cipoh muda hutan. Untuk informasi lain seputar Sirtu/Cipoh, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Sirtu/Sirpu/Cipoh
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kumpulan panduan dan inspirasi Kicau Mania - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger