Latest Products
400

Ciri-ciri perbedaan Sirtu/Cipoh jantan dan betina yang akurat

Order Detail

Untuk mengenali jenis kelamin burung Sirtu/Cipoh memang agak sulit, karena dari bentuk fisik dan warna bulunya hampir sama, apalagi untuk seorang pemula tentunya akan kesulitan untuk membedakan antara Sirtu/Cipoh jantan dan betina jika tidak ada perbandiangan dengan dua ekor burung jantan dan betina.

Untuk membedakan antara Sirtu/Cipoh jantan dan betina, ada beberapa ciri-ciri yang dapat digunakan sebagai panduan sebelum kita memeliharanya, karena Sirtu/Cipoh yang bisa gacor dengan suara lantang dan bervariasi adalah yang berjenis kelamin jantan. Ciri-ciri tersebut di antaranya:

Warna bulu

Untuk Sirtu/Cipoh hasil tangkapan hutan (bakalan), warna bulu dan ciri fisik lainya memang masih bisa terlihat jelas perbedaan antara Sirtu/Cipoh jantan dan betina, tapi untuk Sirtu/Cipoh rawatan lama atau yang dirawat dari lolohan tentunya akan berbeda. Karena pengaruh dari faktor perawatan sehari-hari seperti pemberian pakan yang tentunya berbeda dengan pakan alami Sirtu/Cipoh di alam bebas dan perawatan sehari-hari seperti mandi dan jemur yang dapat mempengaruhi warna bulu Sirtu/Cipoh menjadi tidak cerah (kusam).

Warna bulu pada Sirtu/Cipoh jantan dan betina rawatan lama dan yang dirawat dari lolohan cenderung sama-sama tidak cerah (kusam), berbeda dengan Sirtu/Cipoh liar di alam bebas yang memiliki warna bulu cerah karena pengaruh dari faktor pakan, mandi, dan penjemuran yang dilakukan secara alami dengan nalurinya yang membuat warna bulu Sirtu/Cipoh liar cenderung lebih cerah dan lebih tegas/cerah.

Jadi, indentifikasi jenis kelamin dengan cara membedakan warna bulunya, hanya efektif untuk membedakan jenis kelamin Sirtu/Cipoh bakalan hasil tangkapan hutan, dan tidak efektif untuk membedakan jenis kelamin Sirtu/Cipoh rawatan lama dan yang dirawat dari lolohan, karena warna bulunya cenderung sama-sama kusam.

Warna mulut dan lidah

Cara lain yang paling banyak dilakukan untuk mengidentifikasi jenis kelamin Sirtu/Cipoh, yaitu dilihat dari warna bagian dalam mulut dan lidahnya. Dimana bagian dalam mulut dan lidah dari Sirtu/Cipoh jantan cenderung berwarna hitam pekat, sedangkan Sirtu/Cipoh betina warna bagian dalam mulutnya juga hitam, tapi warna lidahnya agak putih.

Tapi faktanya cara tersebut hanya dapat digunakan ketika Sirtu/Cipoh sudah berusia mapan (dewasa), atau sudah berusia diatas satu tahun. Untuk Sirtu/Cipoh hasil tangkapan hutan yang sudah dewasa, cara tersebut mungkin sangat membantu.

Tapi untuk Sirtu/Cipoh yang usianya dibawah satu tahun tentunya akan sulit untuk membedakan jenis kelaminnya dengan cara tersebut, karena warna bagian dalam mulut dan lidahnya masih berwarna kemerahan.

Jadi, identifikasi jenis kelamin Sirtu/Cipoh dengan melihat warna pada lidah dan bagian dalam mulutnya hanya efektif untuk Sirtu/Cipoh yang usianya sudah dewasa (di atas satu tahun).

Jumlah anakan

Bagi yang suka memelihara Sirtu/Cipoh dari lolohan, mereka sering memprediksi jenis kelamin Sirtu/Cipoh dari jumlah piyik ketika masih didalam sarangnya, seperti misalnya bahwa Sirtu/Cipoh anak tunggal hampir bisa dipastikan berjenis kelamin jantan.

Tapi faktanya, hal tersebut hanyalah sebuah prediksi atau argumen yang berdasar pada pengalaman serta kejadian mayoritas saja dan bukan merupakan hasil penelitian ilmiah dari para ahli.

Burung Sirtu/Cipoh sendiri umumnya bertelur paling banyak 3 butir, itupun sangat sedikit jumlahnya. Rata-rata Sirtu/Cipoh bertelur 2 butir dan ada juga yang hanya bertelur 1 butir saja.

Proses menetasnya telur secara alami harus melewati seleksi alam yang ketat, seperti gangguan predator yang bisa memangsa telur atau piyik, kondisi cuaca pada saat induk Sirtu/Cipoh mengerami telur, atau faktor genetik itu sendiri yang mempengaruhi menetasnya telur.

Jadi, memprediksi jenis kelamin Sirtu/Cipoh dari jumlah anaknya tidak bisa 100% akurat karena bisa saja ketika anakan Sirtu/Cipoh yang selamat melewati ketatnya seleksi alam adalah anakan yang berjenis kelamin betina, karena semua kemungkinan bisa saja terjadi tanpa pernah kita ketahui apa yang terjadi dari mulai telur sampai menetas menjadi piyik.

Suara kicauan

Cara yang terakhir adalah dengan membedakan suara kicauannya. Suara kicauan antara Sirtu/Cipoh jantan dan betina tentunya berbeda, dan menurut para penggemar Sirtu/Cipoh yang sudah berpengalaman, cara membedakan jenis kelamin Sirtu/Cipoh yang paling akurat adalah dengan cara membedakan suara kicauannya.

Sirtu/Cipoh muda yang berusia antara 2-3 bulan sudah mulai bisa dikenali perbedaan suaranya, dimana Sirtu/Cipoh jantan sudah lebih aktif bersuara ngekrek pada usia 1 bulan dan pada usia 3 bulan biasanya sudah mulai belajar nyiul.

Sirtu/Cipoh jantan sudah mulai belajar berbunyi siiiirrrtuuuuu.... pada usia 5-6 bulan, berbeda dengan Sirtu/Cipoh betina, karena pada usia 2-3 bulan hanya bersuara ngekrek saja, tidak nyiul dan tidak memiliki variasi kicauan (monoton).

Tapi untuk membedakan jenis kelamin Sirtu/Cipoh bakalan tangkapan hutan yang belum berbunyi, tentu cara untuk membedakan jenis kelaminnya hanya bisa dengan membedakan warna bulunya dan melihat warna bagian dalam mulut serta lidahnya.

Baca juga:

Ciri-ciri Ciblek jantan dan Ciblek betina beserta gambarnya

Ciri-ciri Trucukan jantan dan betina yang akurat

Ciri-ciri perbedaan Pleci jantan dan betina paling akurat

Ciri-ciri Tledekan Gunung jantan dan betina

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri perbedaan Sirtu/Cipoh jantan dan betina yang akurat. Untuk informasi lain seputar burung Sirtu/Cipoh, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Sirtu/Cipoh jantan dan betina
400

Penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba

Order Detail

Istilah "ngetem" tentunya sudah tidak asing lagi bagi para Kicau Mania terutama bagi para pemain lapangan. Ngetem adalah istilah dimana burung berhenti berkicau beberapa saat ditengah-tengah lomba sedang berlangsung untuk kemudian berkicau lagi.

Untuk Murai Batu (MB) yang ngetem ketika dilombakan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

• Obesitas

Murai Batu (MB) yang mengalami obesitas/kegemukan, sangat berpotensi ngetem ketika dilombakan, hal itu disebabkan karena kelebihan berat badannya akan membuat Murai Batu (MB) menjadi cepat lelah dan nafasnya menjadi terengah-engah sehingga akan berhenti berkicau beberapa saat untuk menarik nafas.

Untuk itu, masalah obesitas pada Murai Batu (MB) tersebut harus segera ditangani dengan menurunkan berat badannya agar tidak terlalu gemuk dengan pemberian menu pakan yang variatif dengan porsi seimbang ditambah pemberian multivitamin.

Penjemuran dan latihan di kandang umbaran secara rutin dan terjadwal juga sangat perlu dilakukan agar lemak di tubuhnya berkurang dan tubuh Murai Batu (MB) menjadi ramping sehingga staminanya menjadi prima dan nafasnya menjadi panjang.

• Kurang kondisi

Murai Batu (MB) yang sering ngetem ketika dilombakan bisa disebabkan karena staminanya kedodoran karena harus berkicau terus-menerus selama lomba berlangsung sehingga burung harus jeda sejenak mengumpulkan tenaga untuk kemudian berkicau lagi.

Penyebab kurang stamina pada Murai Batu (MB) tersebut bisa disebabkan karena kondisi fisiknya sedang tidak fit yang disebabkan beberapa faktor seperti perubahan cuaca yang tidak menentu (pancaroba), kurangnya pemberian multivitamin, dan bisa juga karena Murai Batu (MB) tetsebut masih dalam masa rekondisi pasca mabung sehingga kondisi fisiknya belum pulih 100%.

• Jam terbang lomba

Murai Batu (MB) yang belum terbiasa dilombakan, akan sering ngetem ditengah-tengah lomba sedang berlangsung. Hal itu wajar karena Murai Batu (MB) belum terbiasa bertanding dengan banyak lawan yang harus di hadapi.

Penyebabnya karena mental Murai Batu (MB) tersebut belum terlatih, sehingga menyebabkan mentalnya mudah ngedrop ketika mendengar suara tembakan-tembakan lawannya yang bervariasi sehingga Murai Batu (MB) yang minim pengalaman lomba, cenderung akan terdiam karena merasa kaget dan tertekan oleh suara-suara kicauan Murai Batu (MB) lain yang terdengar asing baginya.

Untuk mengatasi hal itu, Murai Batu (MB) harus sering dilatih dengan sering membawanya ke arena lomba atau latber untuk menambah jam terbangnya sehingga mentalnya akan semakin terasah seiring berjalannya waktu sampai pada akhirnya Murai Batu (MB) tersebut bisa kerja maksimal dari awal sampai akhir lomba tanpa jeda.

• Usia Murai Batu (MB)

Usia Murai Batu (MB) juga sangat mempengaruhi performanya dilapangan. Karena mental Murai Batu (MB) muda masih belum stabil, sehingga belum kuat menghadapai tekanan dari lawan-lawannya yang usianya sudah lebih mapan/dewasa, sehingga akan sering ngetem ketika dilombakan.

Untuk Murai Batu (MB) yang masih berusia muda sebaiknya jangan sering di ikutkan lomba dulu sampai mentalnya benar-benar siap tempur. Sebaiknya, sering dilatih dulu dengan beberapa ekor Murai Batu (MB) lain yang usianya sama atau yang lebih muda agar mentalnya semakin terlatih.

Ngetem pada Murai Batu (MB) bukanlah masalah serius karena masih bisa di atasi pada lomba berikutnya. Hanya saja, potensi Murai Batu (MB) untuk menjadi juara akan menjadi sulit diraih karena sudah bisa dipastikan akan kalah dengan Murai Batu (MB) yang kerja full dari awal sampai akhir lomba tanpa jeda.

Baca juga:

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Tips agar Murai Batu (MB) tampil ngotot dan bongkar isian ketika dilombakan

Cara ampuh membuat Murai Batu (MB) ngeplong dan gacor

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Demikian sedikit informasi tentang penyebab Murai Batu (MB) ngetem saat lomba. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Terapi kandang umbaran untuk melatih fisik dan stamina Murai Batu (MB)
400

Cara mencegah dan mengobati kutuan pada burung kicau

Order Detail

Burung yang terserang kutu biasanya tidak menampakkan tanda-tanda khusus, bahkan kadang tidak terdeteksi oleh pemiliknya sebelum kutu menyebar keseluruh permukaan bulu burung.

Ciri-ciri awal yang terlihat pada burung yang terserang kutu akan tampak bintik-bintik putih pada permukaan bulunya, apalagi ketika burung tersebut dijemur, maka bintik-bintik putih pada permukaan bulunya akan tampak semakin banyak.

Setelah serangan kutu semakin parah dan menyebar keseluruh tubuh burung, maka burung yang terserang kutu tersebut akan menampakkan tanda-tanda sebagai berikut:

• Sering menggaruk-garuk tubuhnya dengan cakarnya dan mencabuti bulunya sendiri karena merasa gatal.

• Burung tampak kurus dan lesu.

• Bulu-bulunya terlihat kusam dan rusak.

• Burung menjadi kurang aktif dan malas bunyi.

• Bulu-bulu halus/bulu-bulu kecil sering rontok seperti mabung tapi tidak pernah selesai.

Ada beberapa cara yang sering dan umum digunakan oleh para Kicau Mania untuk mengobati burung yang terserang kutu, di antaranya:

Menggunakan air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras

Caranya:
Rebus beberapa lembar daun sirih dengan air secukupnya, tunggu sampai air mendidih dan berwarna hijau gelap kemudian diangkat dan di dinginkan terlebih dulu.

Setelah dingin, kemudian dicampur dengan air bekas cucian beras. Campuran air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras tersebut digunakan untuk memandikan burung yang terserang kutu, bisa dengan disemprot menggunakan sprayer atau dipegang dengan tangan lalu tubuh burung dicelupkan langsung kedalam air sampai sebatas leher kedalam air dalam wadah/baskom. Untuk bagian kepala bisa di usap dengan jari sampai seluruh bulu-bulunya basah kuyup.

Setelah selesai dimandikan dengan campuran air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras, sebaiknya jangan dibilas dulu sampai bulu-bulunya kering agar semua kutu dan telornya benar-benar mati.

Tapi menurut pengalaman saya pribadi, cara mengobati kutuan pada burung dengan menggunakan air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras tersebut kurang efektif untuk membasmi kutu yang sudah menyebar keseluruh permukaan bulu burung.

Memandikan burung dengan air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras hanya bisa digunakan untuk pencegahan saja supaya burung tidak terserang kutu, karena air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras tidak bisa membasmi kutu dengan cepat karena tidak bisa membunuh kutu secara langsung.

Kalaupun bisa, maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus sering memandikan burung yang terserang kutu tersebut secara rutin dengan air rebusan daun sirih dan air bekas cucian beras. Dan cara ini berpotensi membuat burung menjadi stres dan trauma dengan pemiliknya karena merasa sering diperlakukan tidak baik oleh pemiliknya.

Menggunakan shampo pembasmi kutu khusus untuk burung kicau

Cara yang paling efektif untuk membasmi kutu pada burung kicau adalah dengan menggunakan shampo khusus untuk burung kicau yang banyak dijual di kios-kios pakan dan perlengkapan burung, dan sebaiknya pilihlah shampo burung dengan merk dari brand yang sudah terkenal dan terpercaya.

Dengan menggunakan shampo khusus burung, maka hanya dengan pemakaian rutin selama seminggu saja maka kutu-kutu yang membandel akan hilang semua sampai telor-telornya, dan cara ini tidak berpotensi membuat burung stres karena burung cukup disemprot dengan air yang sudah dicampur shampo burung. Dan cara memandikannya juga sama seperti kita memandikan burung sehari-hari.

Setelah burung sembuh dari kutuan dan semua bintik-bintik putih pada permukaan bulunya hilang, penggunaan shampo masih bisa dilanjutkan seminggu sekali sebagai pencegahan agar burung tidak kutuan lagi.

Penyakit kutuan pada burung kicau seringkali kita anggap sepele karena pada awalnya tidak mempengaruhi performa dan kondisi kesehatan burung. Tapi jika terus dibiarkan dan tidak segera di obati, maka akan bertambah parah dan menyebabkan menurunnya performa burung dan juga kondisi kesehatannya.

Untuk mencegah agar burung peliharaan kita tidak terserang kutu, kita harus menjaga kebersihan kandang dan perlengkapannya seperti tangkringan, cepuk pakan dan minumnya serta kerodongnya dengan rutin menbersihkannya.

Rutinitas mandi dan jemur juga harus dilakukan secara rutin dan terjadwal agar burung selalu sehat dan terhindar dari serangan kutu.

Jika burung-burung kita menggunakan keramba yang sama untuk mandi, sebaiknya keramba dicuci bersih dulu setelah digunakan untuk memandikan burung dan akan digunakan untuk memandikan burung yang lainnya.

Penggunaan kerodong juga harus diperhatikan, usahakan satu kerodong digunakan untuk satu burung saja, jangan menggunakan satu kerodong bergantian dengan burung yang lainnya. Karena dikuatirkan, ada salah satu burung kita yang terserang kutu dan bisa menulari burung lainnya melalui kerodong yang digunakan secara bergantian tersebut.

Baca juga:

Penyebab dan cara mengatasi Lovebird (LB) cabut bulu

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Cara mengobati kebotakan pada burung dengan bawang putih dan lidah buaya

Penyebab dan ciri-ciri burung cacingan serta pengobatannya

Demikian sedikit informasi tentang cara mencegah dan mengobati kutuan pada burung kicau. Untuk informasi lain seputar burung kicau, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Kacer kutuan
400

Penyebab Cucak Ijo (CI) lambat panas dan cara mengatasinya

Order Detail

Pada dasarnya, Cucak ijo (CI) bukan merupakan burung tipe fighter murni seperti Murai Batu (MB) atau Kacer. Cucak ijo adalah burung semi fighter yang tentunya karakter fighter tersebut akan muncul ketika kondisi birahi dan emosinya berada pada tingkat yang tepat.

Tapi seringkali ketika di lapangan, Cucak ijo (CI) tidak langsung dor ketika naik gantangan, tepatnya sebelum bendera start di berikan oleh team juri. Cucak ijo justru baru mau nampil setelah penjurian berlangsung sampai pertengahan lomba, tentu saja hal ini akan mengurangi point'nya. Bahkan kadang bisa langsung dicoret dari daftar nominasi.

Cucak ijo (CI) yang lambat panas (kurang emosi) bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

• Karena settingan yang kurang tepat.

Jika Cucak ijo (CI) lambat panas (kurang emosi) karena settingan yang kurang tepat, kita masih bisa mengevaluasi dan mencari settingan untuk Cucak ijo tersebut sampai ketemu settingan yang pas.

• Cucak ijo (CI) sedang tidak kondisi.

Sedangkan jika Cucak ijo lambat panas (kurang emosi) karena sedang tidak kondisi, sebaiknya kita berikan perawatan yang maksimal terlebih dulu dan jangan buru-buru untuk membawanya kelapangan. Berikan pakan yang berkualitas seperti buah-buahan dengan menu yang bervariasi serta perbanyak porsi pemberian Ekstra fooding (EF) untuk mempercepat pemulihan kondisi fisiknya.

• Mental Cucak ijo (CI) yang belum siap dibawa kelapangan.

Jika masalahnya adalah karena mental Cucak ijo (CI) yang belum siap untuk dibawa kelapangan, maka solusinya dengan memberikan perawatan yang tepat dan konsisten terlebih dulu sampai usia Cucak ijo tersebut mapan dan benar-benar siap dilombakan.

• Cucak ijo (CI) masih demam panggung.

Jika Cucak ijo lambat panas karena masih demam panggung, sebaiknya kita terus melatihnya secara rutin, bisa dengan ditrek di rumah dengan beberapa Cucak ijo lain atau bisa juga dibawa ke tempat Latber (latihan bersama) untuk melatih mentalnya dan menambah jam terbangnya.

• Mental dan karakter Cucak ijo (CI) yang memang mlempem (mental rumahan).

Tapi jika penyebab Cucak Ijo tidak mau nampil ketika dilombakan adalah karena karakternya yang memang non fighter, maka akan sangat sulit untuk memolesnya agar mau kerja ketika digantang.

Sebab, jika sudah menyangkut karakter memang sangat susah untuk dirubah, seperti halnya Manusia ada yang pemberani dan ada juga yang pengecut.

Jika kita memaksakan Cucak ijo (CI) dengan mental rumahan untuk dibawa kelapangan, maka jangankan bisa juara, burung mau bunyi saja sudah untung. Bahkan kadang malah gagal total dan lebih fatal lagi Cucak ijo bisa menjadi drop dan macet bunyi jika kita terus memaksakan untuk menggantangnya.

Modal utama Cucak ijo (CI) untuk bisa tampil dilapangan harus memiliki mental fighter yang mumpuni, karena lawan yang akan dihadapi dilapangan adalah burung-burung pilihan dengan kualitas terbaik yang memiliki talenta di atas rata-rata Cucak ijo pada umumnya.

Jadi, jika tujuan kita memelihara Cucak ijo (CI) adalah untuk mengikuti lomba, maka wajib harus memilih bahan yang prospek lapangan, yang benar-benar memiliki karakter petarung agar lebih mudah untuk memolesnya.

Jangan sampai salah memilih bahan Cucak ijo (CI) yang memiliki mental rumahan, karena hanya akan buang-buang waktu dan tenaga saja tapi hasilnya nihil dan mengecewakan. Jangan terkecoh dengan Cucak ijo yang gacor dan bongkar isian dirumah, karena belum tentu Cucak ijo tersebut akan tetap gacor ketika dilapangan.

Tips dan trik untuk membuat Cucak ijo (CI) cepat panas:

• Settingan Ekstra fooding (EF) menjelang lomba

Ketika hari H lomba, Cucak ijo (CI) jangan diberikan jangkrik, tapi cukup diberikan kroto atau ulat hongkong (UH) saja sesuaikan dengan karakternya, apakah cocok diberikan kroto atau ulat hongkong (UH).

Caranya dengan mengamati perilaku keseharian Cucak ijo (CI) tersebut, apakah Cucak ijo tersebut trokbul, ngotot, dan bongkar isian ketika diberikan kroto dan dijemur, atau ketika diberikan ulat hongkong (UH) dan dijemur. Maka Ekstra fooding (EF) jenis itulah yang diberikan pada Cucak ijo pada saat menjelang lomba.

• Perlakuan ketika dilapangan

Ketika sampai dilapangan, buka kerodong agar Cucak ijo (CI) beradaptasi terlebih dulu dengan suasana tempat lomba. Cas dengan Cucak ijo betina atau bisa ditrek dulu dengan Cucak ijo lain sebelum naik gantangan untuk memancing emosinya.

Cara lainnya dengan menggantang Cucak ijo (CI) lebih awal dari peserta lainnya. Jika kebiasaan peserta lomba burung kicau sering menggantang burungnya belakangan menunggu peserta lainnya, maka untuk Cucak ijo yang lambat panas (kurang emosi) justru harus digantang lebih awal sebelum peserta lain menggantang burungnya. Dengan begitu, kita memiliki durasi waktu lebih lama agar Cucak ijo terpancing emosinya sebelum penilaian dilakukan.

Baca juga:

Ciri-ciri fisik Cucak Ijo (CI) asli Banyuwangi

Penanganan yang tepat untuk Cucak Ijo (CI) macet bunyi

Jamu dan Suplemen khusus untuk Cucak Ijo (CI) agar gacor, ngentrok dan bongkar isian

Ciri-ciri perbedaan Cucak Ijo (CI) jantan dan betina muda/trotolan yang akurat

Demikian sedikit informasi tentang penyebab Cucak Ijo (CI) lambat panas dan cara mengatasinya. Untuk informasi lain seputar Cucak Ijo (CI), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Cucak Ijo (CI) trokbul
400

Ciri-ciri khusus Lovebird (LB) fighter

Order Detail

Jika tujuan kita memelihara Lovebird (LB) hanya untuk hiasan/klangenan dirumah, atau hanya untuk masteran burung-burung lainnya saja, tentunya tidak perlu harus memilih Lovebird yang bermental fighter, yang penting Lovebird tersebut cerewet dan rajin ngekek di rumah.

Tapi lain ceritanya jika tujuan kita memelihara Lovebird (LB) adalah untuk mengikuti lomba burung kicau, maka mutlak harus memilih Lovebird yang memiliki mental fighter yang bagus, yang tidak hanya rajin bunyi dirumah, tapi juga harus berani berkicau saat dilapangan. Disitulah letak perbedaan antara Lovebird fighter dengan Lovebird non fighter.

Jika kita mancari bahan Lovebird (LB) untuk lomba, maka kita harus jeli memilih Lovebird yang memiliki mental fighter. Jangan terkecoh dengan Lovebird yang cerewet dan rajin ngekek dengan durasi panjang ketika sedang sendirian dirumah. Karena Lovebird yang cerewet dirumah, belum tentu berani bersuara ketika bertemu lawan, apalagi ketika digantang dengan banyak lawan disekitarnya.

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri khusus Lovebird (LB) fighter:

• Sayap terlihat menyilang, menandakan Lovebird (LB) tersebut memiliki karakter agresif ketika bertemu lawan.

• Lehernya akan terlihat panjang ketika Lovebird (LB) tersebut kaget atau merasa terancam, dan menandakan kalau Lovebird tersebut memiliki nafas panjang dan mampu ngekek dengan durasi lebih panjang, tapi ketika dalam kondisi tenang dan tidak ada ancaman, bentuk lehernya terlihat biasa saja seperti Lovebird lain pada umumnya.

• Dan yang paling penting dalam memilih Lovebird (LB) yang memiliki mental fighter bawaan adalah pada bentuk ekornya yang melengkung kebawah mendekati tangkringan, berbeda dengan Lovebird pada umumnya yang memiliki bentuk ekor lurus dengan tubuhnya.

• Lovebird (LB) fighter belum tentu cerewet dan rajin ngekek ketika berada dirumah, bahkan terkadang cenderung pendiam dan lebih banyak ngeriwik ketika berada dirumah. Tapi ketika di trek/dipertemukan dengan Lovebird lainnya, maka Lovebird fighter tersebut akan langsung menyerang lawannya dengan suara ngekeknya dan terlihat begitu garang seperti tidak terima kalau lawannya ngekek.

Jika kita mendapatkan Lovebird (LB) yang memiliki mental fighter bawaan, maka proses perawatan selanjutnya akan lebih mudah, karena hanya perlu sedikit settingan saja agar Lobebird tersebut mampu ngekek dengan durasi maksimal ketika dilombakan.

Baca juga:

Penyebab dan cara mengatasi Lovebird (LB) cabut bulu

Cara ampuh mengatasi Lovebird (LB) gestang

Ciri-ciri perbedaan Lovebird Pastel Kuning (Paskun) dan Lovebird Lutino

Perawatan harian Lovebird (LB) muda/paud agar rajin ngekek

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri khusus Lovebird (LB) fighter. Untuk informasi lain seputar Lovebird (LB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Ciri-ciri fisik Lovebird (LB) fighter dan non fighter
400

Penyebab dan cara mengatasi Lovebird (LB) cabut bulu

Order Detail

Ketika memelihata Lovebird (LB), seringkali kita dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang sering di alami Lovebird, dan permasalahan/perilaku negatif yang sering terjadi adalah perilaku cabut bulu.

Perilaku cabut bulu pada Lovebird (LB) tersebut bisa disebabkan karena beberapa faktor, di antaranya:

Lovebird (LB) cabut bulu karena dipaksa mandi

Coba perhatikan dengan teliti, apakah Lovebird (LB) yang kita pelihara tersebut selalu mencabuti bulu-bulunya setelah kita mandikan dengan cara disemprot..?? Jika demikian, berarti Lovebird tersebut tidak suka dimandikan dengan cara disemprot.

Pada saat Lovebird (LB) sedang tidak ingin mandi, tapi kemudian kita paksa untuk mandi dengan cara disemprot, hal itu menyebabkan Lovebird merasa tidak nyaman dan akan melampiaskan ketidak nyamanan tersebut dengan cara mencabuti bulu-bulunya.

Untuk mengatasi perilaku cabut bulu tersebut, sebaiknya jangan memandikan Lovebird (LB) dengan cara disemprot. Sediakan saja cepuk mandi didalam kandangnya agar Lovebird mandi sendiri sesukanya. Cara tersebut akan membuat Lovebird lebih nyaman dan tidak akan mencabuti bulu-bulunya lagi.

Lovebird (LB) cabut bulu karena mengalami kekurangan gizi

Kekurangan nutrisi juga dapat memicu timbulnya perilaku cabut bulu. Dan untuk mengatasinya, kita harus memberikan ransum pakan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi Lovebird (LB), misalnya:

• Untuk pakan utamanya, berikan campuran biji-bijian yang bervariasi untuk melengkapi kebutuhan nutrisinya.

• Ekstra fooding (EF) berupa sayur-sayuran dan buah-buahan juga wajib diberikan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan vitamin Lovebird (LB).

• Pemberian asinan seperti tulang sotong juga cukup penting sebagai sumber kalsium bagi Lovebird (LB), sehingga Lovebird tidak perlu mencari sumber kalsium dari bulu-bulunya sendiri.

Selain untuk memenuhi kebutuhan kalsiumnya, tulang sotong juga bermanfaat sebagai remisan untuk dikunyah dan dimainkan, sehingga Lovebird (LB) menjadi sibuk dan lupa untuk mencabuti bulu-bulunya.

• Pemberian vitamin tambahan juga perlu dilakukan untuk mempercepat pemulihan kondisi Lovebird (LB).

Lovebird (LB) cabut bulu karena dalam kondisi over birahi (OB)

Salah satu perilaku Lovebird (LB) ketika mengalami over birahi (OB) adalah mencabuti bulunya sendiri. Hal itu disebabkan karena tingkat birahi yang terlalu tinggi dan tidak pernah tersalurkan, sehingga menyebabkan Lovebird menjadi frustasi. Dan perasaan frustasi tersebut kemudian dilampiaskan dengan mencabuti bulu-bulunya sendiri.

Untuk mengobati perilaku cabut bulu yang disebabkan karena over birahi (OB), Lovebird (LB) harus dikawinkan, dan untuk sementara berikan pakan berupa milet putih saja agar birahinya lebih terkontrol.

Lovebird (LB) cabut bulu karena mengalami stres

Banyak faktor yang dapat menyebabkan Lovebird (LB) mengalami stres, di antaranya:

• Karena suasana lingkungan yang tidak kondusif bagi Lovebird (LB) yang membuatnya merasa tidak nyaman dan tertekan.

Solusi dari permasalahan tersebut yaitu dengan menempatkan Lovebird (LB) di tempat yang tenang untuk sementara waktu, dan jauhkan dulu dari lingkungan lama yang membuatnya tidak nyaman dan tertekan.

• Pola perawatan dan perlakuan sehari-hari yang tidak sesuai dengan kemauan Lovebird (LB).

Solusinya, yaitu dengan melakukan perawatan yang tepat dan sesuai dengan kemauan dan karakter dari Lovebird (LB). Jangan memaksakan pola perawatan yang tidak disukai Lovebird karena akan membuatnya merasa tidak nyaman dan akan melampiaskannya dengan cara mencabuti bulu-bulunya.

• Karena Lobebird (LB) terlalu lama hidup sendiri tanpa pasangan.

Untuk masalah yang satu ini, solusinya adalah dengan mencarikan teman/pasangan untuk Lovebird (LB) tersebut. Masukkan Lovebird yang berperilaku kanibal tersebut kedalam kandang besar/polier untuk di koloni bersama dengan beberapa ekor Lovebird jantan atau betina lainnya.

Cara tersebut lebih efektif untuk mempercepat Lovebird (LB) mencari pasangannya sendiri. Selain itu, sistem koloni juga dapat mengurangi tingkat stres pada Lovebird karena dapat bersosialisasi dengan sesama jenisnya, sehingga Lovebird tidak akan stres lagi dan tidak akan mencabuti bulu-bulunya lagi.

Baca juga:

Cara ampuh mengatasi Lovebird (LB) gestang

Perbedaan warna antara Lovebird biru mangsi dan Lovebird biru cobalt

Ciri-ciri perbedaan Lovebird Pastel Kuning (Paskun) dan Lovebird Lutino

Perawatan harian Lovebird (LB) muda/paud agar rajin ngekek

Demikian sedikit informasi tentang penyebab dan cara mengatasi Lovebird (LB) cabut bulu. Untuk informasi lain seputar Lovebird (LB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Lovebird kanibal/cabut bulu
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kumpulan panduan dan inspirasi Kicau Mania - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger